Aneh, kira-kira demikian pendapat sebagian orang saat Amien Rais meminta Jokowi copot Tito Karnavian. Sebab masyarakat semakin pintar melihat tudingan yang dilayangkan Amien Rais saat pemeriksaan sebagai saksi di Polda Metro Jaya terkait dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Sejumlah tokoh nasional pun bereaksi tentang ketidakbenaran tudingan tersebut.
Dilansir media berita (26/10/2016), kini sebuah hoaks kembali di tujukan kepada Tito. Dimana kabar bohong tersebut menjelaskan pemanggilan KPK untuk Pimpinan Kapolri, Jenderal Tito Karnavian. Dari pihak KPK saat ditanya media tentang kebenaran surat tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut surat palsu.
Ketua KPK, Agus Rahardjo bersama Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK, Febri Diansyah dalam keterangan saat Jumat (26/10/2018) menjelaskan, pihak KPK sendiri sama sekali tidak mengeluarkan surat seperti yang berbunyi seperti pemanggilan kepada Tito.
KPK pada kesempatan tersebut juga menjelaskan tentang keanehan yang tidak menjadi standar dalam terbitan surat, seperti tidak terdapat nomor surat, nomor yang keliru, tanda tangan dan stempel yang salah.
Menyikapi kabar bohong yang di tujukan pada sosok Kapolri, dapat kita duga tampak sesuatu rencana tersembunyi di tujukan untuk pihak kepolisian. Seperti yang kita ketahui saat ini, kasus hoaks Ratna Sarumpaet terus berjalan dengan pemanggilan sejumlah saksi-saksi lainnya.
Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Arief Sulistyanto dalam pertemuan dengan media telah mengimbau kepada masyarakat dalam menerima kabar bohong tentang Tito. Dalam kesempatan tersebut, Arief berharap agar masyarakat yang menerima hokas tersebut untuk tidak menyebarkan surat panggilan yang ternyata bohong dan bukan dari KPK . Pihak Polri tampaknya tidak tinggal diam menyikapi adu domba antar lembaga penegak hukum ini dan sedang menyelidiki pembuat dan penyebar kabar bohong tersebut.
"Adanya surat panggilan palsu dari KPK, ya namanya palsu itu hoax, yang tidak perlu diviralkan, tidak perlu disebarkan," ucap Arief di kantornya, Jumat (26/10/2018).
Arief pun meminta publik yang mendapatkan surat itu menghapusnya dari telepon seluler (ponsel). Proses investigasi pun sedang dilakukan.
Menyikapi hoaks yang mulai bermain pada pihak penegak hukum yang melibatkan instansi KPK dan Polri, masyarakat perlu menyadari tentang upaya mengadu domba kedua lembaga ini, yang di kenal "Cicak vs Buaya".Jelas sekali, hoaks yang dibuat ini, tidak bermotif iseng semata. Jika kita memperhatikan, pembuat hoaks ingin mengangkat Cicak vs Buaya. Pembuat kabar bohong ingin mengalihkan perhatian masyarakat ke isu yang lain.
Sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H