Bagi yang meragukan Anies Baswedan, setelah beliau terpilih menjadi gubernur DKI 2017-22, bukankah lebih baik membuang keraguan itu dan memupuk harapan? Nilai lebih makhluk manusia adalah karena dia memiliki harapan kepada kebaikan, bahkan dari kondisi yang terburuk sekalipun.Â
Dan Anies Baswedan bukanlah yang terburuk, tak ada alasan untuk meratapi Jakarta. Jangan karena sebagai pendukung Ahok merasa kecewa lalu mengutuki Jakarta akan hancur atau akan kembali ke kondisi di masa lalu. Lalu apa bedanya dengan mereka yang berseberangan yang selama ini diberi cap-cap buruk.
Seharusnya semua pihak bisa melihat potensi Anies Baswedan berdasar kesamaannya dengan Jokowi dan Ahok. Membandingkan tidak hanya untuk melihat kekurangan, perhatikan juga kesamaannya.
Kesamaan pertama, Jokowi, Ahok dan Anies sama-sama politikus generasi baru Indonesia yang bebas dari belitan sejarah politik masa lalu dan bersih dari noda-noda politik orde kekuasaan yang telah ditumbangkan rakyat.
Kesamaan kedua, Jokowi, Ahok dan Anies adalah pribadi politik muda dengan pendukung berjumlah besar dan berskala nasional. Bukan pribadi politik yang dibesarkan dan membesarkan diri melalui jalur birokrasi partai.
Kesamaan ketiga, Jokowi, Ahok, dan Anies politisi bebas, bukan orang partai. Jokowi di PDIP hanya kader anak kost per pencalonan dirinya sebagai walikota Solo pertama kali. Rakyat yang mendukungnya lebih kepada pribadinya, bukan karena partainya. Bahkan Jokowi yang memberi nilai lebih dan mengkatrol perolehan suara partainya.
Ahok juga sekedar menclok sebentar-sebentar di partai kecil baru, lalu di Golkar sebelum dicalonkan Gerindra untuk Wagub DKI 2012. Belum pernah ada politisi lain yang dipercaya hingga memperoleh sejuta KTP sebagai bakal cagub independen sebelum Ahok.
Anies juga tak berpartai. Sekedar menclok ikut konvensi Partai Demokrat, dan laku keras. Ikut mendukung capres Jokowi, dan terbukti sangat bertenaga sehingga diapresiasi dengan jabatan menteri.
Kesamaan-kesamaan lainnya bisa ditambahkan, tapi cukup satu lagi kesamaan yang sebenarnya merupakan yang terpenting. Yaitu, Jokowi, Ahok, dan Anies adalah ORANG-ORANG BAIK. Mereka adalah politisi-politisi baik yang selama ini ditunggu-tunggu dan diidam-idamkan rakyat.
Sekali menjadi orang baik dari awal, insyaAllah untuk selanjutnya konsisten istiqomah dan dijaga Allah tetap menjadi orang baik. Masih bertanya dan perlu dijlentrehkan lagi bukti bahwa Anies orang baik ?
Buktinya adalah saat Indonesia terbelah dua nyaris pecah perang Bharatayuda di tahun 2014, Anies, Ahok ada dalam satu kelompok dengan Jokowi. Anies bersikap : "orang baik harus membantu orang baik yang lain". Anies menilai Jokowi adalah orang baik dan memutuskan berkumpul dengannya.
Sudah sunatullah aturan alam, setiap makhluk berkumpul dengan yang sejenisnya. Burung kutilang berombongan dengan kutilang, gagak berkumpul dengan gagak. Zebra bergerombol dengan sesama zebra, bison wildebeast juga ngruntel dengan sejenisnya di padang Serengeti Afrika.
Tak perlu mengungkit-ungkit kenapa Mendikbud Anies diresuffle, presiden Jokowi sendiri tak pernah mengungkapnya ke publik. Siapa yang tahu alasan yang sesungguhnya?
Boleh menerka-nerka mungkin karena Anies tak bisa bekerja sesuai target yang ditetapkan presiden. Maklum Jokowi suka dengan target dan memang dikejar target membangun Indonesia yang selama ini sudah jauh tertinggal.
Maklum bila seorang Anies ternyata tak bisa memenuhi target untuk pekerjaannya yang pertama kali. Sebagai seorang akademisi yang selama ini bergelut di kampus, dimaklumi memang beda dengan dunia kerja nyata. Sehingga lulusan sarjana bahkan sekolah yang sudah kejuruan sekalipun tergagap tak siap langsung kerja saat mereka masuk ke pabrik.
Kalau Jokowi dan Ahok, mereka mengawali karirnya di dunia swasta dari awal dari kecil hingga menjadi pengusaha sukses. Jokowi lalu praktek belajar mengurus rakyat sebagai walikota Solo, Ahok praktek belajar mengurus masyarakat sebagai bupati Belitung Timur.
Jokowi dan Ahok adalah orang-orang berpengalaman di dunia swasta saat berhadapan dengan birokrasi pemerintah. Lalu mereka juga menjadi berpengalaman di birokrasi pemerintahan dengan nilai lebih pelayanan saat menjadi pejabat.
Anies belum berpengalaman saat ditugaskan menjadi menteri, tapi dia seorang yang cerdas yang diakui di dalam dan luar negeri. Kecepatan belajarnya bisa melebihi Jokowi dan Ahok, dan menjadi gubernur DKI, pelayan rakyat Jakarta adalah kesempatan emas proses belajarnya.
Rakyat DKI juga tak perlu khawatir dipimpin gubernur yang baru belajar. Mengingat kembali Jokowi saat ditanya soal program pembangunan DKI di awal jabatan gubernurnya, "lemari Badan Perencanaan Daerah DKI itu sudah penuh dengan perencanaan, tinggal melaksanakan".
Anies juga tinggal meneruskan roadmap dan pondasi yang telah diletakkan oleh Ahok. Cara kerja juga tinggal mencontoh yang bagus-bagus dari Jokowi dan Ahok, dan menambahinya. Tak ditambahi dan dilebihi pun, rakyat DKI sudah puas, senilai kepuasan publik pada kinerja Ahok yang 73%.
Proses belajar praktek pelayanan rakyat yang dilalui Jokowi dan Ahok 15 tahun mungkin cukup dipelajari oleh Anies dalam 5 tahun di Jakarta. Di dunia akademik Anies bisa memperoleh nilai yang lebih baik dari Jokowi dan Ahok, di bidang pemerintahan dan kepemimpinan tentu juga bisa melakukan yang sama.
Kesamaan-kesamaan Anies dengan Jokowi dan Ahok menunjukkan potensi Anies saat menerima amanah jabatan akan melakukan tindakan berani yang sama seperti Jokowi dan Ahok.
Demi kebijakan yang bersih dan pro rakyat Jokowi rela bersabar meski sampai dicacimaki petinggi partainya, sementara dia didoktrin menjadi petugas partai, dan sebagian orang juga menduga Jokowi tetap akan menjadi pelayan partai. Bocoran dari oknum kubu lawan dulu, dalam kasus papa minta saham mengungkapkan Jokowi sangat keras kepala. Keras kepala untuk kepentingan rakyat.
Ahok pun setali tiga uang. Demi keyakinannya untuk langkah yang pro rakyat Ahok berani mbalelo dari partai yang mengusungnya menjadi Wagub DKI. Langkah yang dibenci banyak pihak dari partai pendukungnya, tapi juga yang membuatnya semakin mentereng di mata rakyat.
Maka bila Anies ingin meraih level lebih tinggi di masa depan seperti Jokowi, maka dia pasti akan mempelajari dan mencontoh Jokowi, kenapa dia bisa membuat kesengsem rakyat Indonesia. Anies akan menapaki jalan yang sama. Anies cerdas kok.
Bila di masa kampanye Pilgub DKI kemaren Anies melontarkan gagasan program yang "aneh" lalu dia bersikukuh mempertahankannya, itu memang merupakan keharusan dalam jalan politik Pilkada untuk menunjukkan diri sebagai pribadi yang konsisten.Â
Bila didukung oleh kelompok yang dikenali publik sebagai koruptor dan penjahat, itu adalah jalan politik Pilkada dalam rangka meraih goal memenangkan kursi gubernur. Lika-liku tingkah politisi mengikuti kondisi riil Indonesia, harus dimaklumi.
Bila nanti program kampanyenya tidak bisa jalan karena tidak aplikatif atau melanggar aturan perundangan, tak masalah tidak dilaksanakan. Ganti dengan program lain, yang penting adalah gubernur benar-benar bekerja untuk rakyat Jakarta.
Sebagai orang baik Anies akan menjadi gubernur yang baik seperti Jokowi dan Ahok, bekerja untuk rakyat dan awas kepada setiap tindakan para oknum pejabat di bawahnya maupun oknum DPRD yang bermain di perencanaan anggaran, untuk menyelamatkan setiap peser uang APBD demi kesejahteraan rakyat DKI.
Dengan demikian bila rakyat selama ini telah menengarai maling-maling di DKI, bila nanti mereka tetap mau bermain di APBD DKI tak urung akan disikat Anies tak peduli mereka kemaren menjadi pendukung dalam Pilkada.
Karena rakyat Indonesia termasuk yang di DKI telah bersepakat saat menumbangkan rezim lama karena adanya Korupsi Kolusi Nepotisme oleh pihak eksekutif. Ternyata di masa Reformasi korupsinya malah dilakukan bersama-sama oleh eksekutif-legislatif-yudikatif berjamaah yang efek rusaknya meningkat 27 derajat.
Saat rakyat Indonesia terpecah dalam dua kubu pun mereka masing-masing tetap lantang menolak perilaku korupsi para pemimpin. Hanya para koruptor, dan keluarganya, dan kroni usahanya, dan teman-temannya yang mendapatkan manfaat darinya yang ceriwis terhadap tindakan baik melawan korupsi. Bukan Anda kan?
Bila Anies yang cerdas belajar dari para pendahulunya tapi nanti kalah oleh setiran oknum-oknum pendukungnya, tak mampu istiqomah menjadi ORANG BAIK, masa depan karirnya tak akan bisa diharapkan. Apakah Anies mau kehilangan masa depan karirnya? Belum lagi dia akan mencoreng catatan sejarah emas kakeknya yang pahlawan bagi negara?
Saya percaya Anies Baswedan tetap akan menjadi orang baik. Karena setelah diberhentikan sebagai menteri tak ada komentar negatif dari Jokowi. Dan tak ada pula ucapan negatif Anies tentang Jokowi. Mereka orang-orang baik.
Bahwa orang-orang baik ini masih bercampur baur dengan orang-orang tidak baik dalam perjalanan pengabdiannya kepada negara, mau bagaimana lagi karena oknum-oknum penjahat itu memang masih banyak merajalela dan masih menguasai posisi-posisi strategis dan penting negara ini.
Sejarah mengantar orang-orang baik ini menggunakan orang-orang jahat sebagai anak tangga, maupun sebagai kereta dalam perjalanan pengabdiannya kepada bangsanya.
Rakyat Indonesia yang baik maupun yang buruk tapi memiliki harapan kepada kebaikan, masih mengenali kebaikan di hatinya, bisa melihat siapa itu pemimpin-pemimpinnya yang baik.
Dan Anies Baswedan adalah orang baik, masih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI