Mohon tunggu...
Caraka Jaya
Caraka Jaya Mohon Tunggu... -

UNiversitas TUgu MUda, Jurusan Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ingin Kelompok Radikal Garis Keras Kuasai DKI?

8 April 2017   12:56 Diperbarui: 8 April 2017   20:30 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kelompok sudah radikal tambah garis keras dalam dunia apapun produk akhirnya adalah kerusakan. 

Dalam ilmu kesehatan dikenal yang namanya radikal bebas. Tidak ada kondisi positif yang diberikannya kepada tubuh selain merusak sel-sel tubuh, memicu kanker dan tumor ganas. Tubuh yang semula hidup sehat menjadi rusak dan sakit.

Dalam kehidupan sosial manusia sekelompok orang radikal berpikir beda dengan masyarakat umum yang moderat. Mereka beranggapan kehidupan mayoritas yang umum itu kurang ideal. 

Kelompok radikal bertindak dengan cara keras, sehingga disebut berjalan di garis keras. Di belahan dunia manapun, di era sejarah kapanpun, tidak ada ceritanya kelompok radikal garis memberikan sesuatu yang sejuk kepada masyarakat. 

Tidak ada sejarahnya kelompok radikal melakukan aksi konstruktif. Mereka hanya paham cara merusak, destruktif. Kelompok radikal garis keras bersemangat berjuang mengobrak-abrik peradaban yang ada berjalan di sekitarnya, tidak mampu mereka membangun peradaban, kecilnya, tindakan yang dikenal masyarakat umum sebagai perbuatan baik. 

Kelompok radikal itu tidak bisa hidup sendiri membentuk suatu komunitas mandiri, baik komunitas kecil apalagi sampai sebesar suatu negara. 

Seperti juga radikal bebas yang beredar di dalam tubuh, hidup di tubuh, tak bisa dia menjadi suatu makhluk hidup tersendiri. Demikian juga kelompok radikal garis keras eksis ditopang oleh kehidupan yang dibangun dan dijaga oleh masyarakat moderat.

Kelompok garis keras tak mampu hidup membentuk masyarakat sendiri, hanya bisa merusak tatanan yang ada di masyarakat tempat mereka berada. Menurut mereka yang mereka lakukan adalah lebih baik.

Dan tidak lupa kelompok garis keras ini merasa gerakan mereka berlandaskan tujuan-tujuan mulia. Baik itu kelompok radikal garis kiri yang tak mengenal Tuhan, menganggap gerakannya untuk kebaikan dan kemajuan kemanusiaan.

Apalagi garis keras kanan yang berlandaskan agama, mengatasnamakan Tuhan yang mana hanya mereka sajalah yang paling benar dan paling berhak menafsirkan Fir-man-Firman Tuhan.

Dan tidak hanya terjadi sekarang, jauh dari masa hidupnya para Nabi yang membawakan agama ke khalayak manusia. Di masa awal sejarah keagamaan, di masa pengikut-pengikut awal yang sempat hidup bersama sang Nabi pun, telah muncul kelompok radikal yang bertindak keras dan merasa kelompoknya lebih baik dalam menjalankan ajaran, melebihi pengikut mayoritas yang moderat.

Saat ini, di sini di Indonesia pun ada kelompok radikal garis keras berbaju agama. Mereka berjuang bercirikan memaksakan pandangannya ke masyarakat, dan melakukan aksinya dengan cara-cara yang keras, baik yang berupa perbuatan maupun ucapan. Semuanya akan dapat dibaca dan dirasakan sebagai "keras" oleh masyarakat umum yang moderat.

 Yang terkini dan terdekat adalah dalam urusan Pilgub DKI. Kelompok radikal garis keras inipun ikut ambil bagian. Bila mereka bisa ikut membonceng dalam kekuasaan DKI yang merupakan ibukota negara, akan memberikan keuntungan lebih dalam gerakan mereka selanjutnya secara nasional.

Tidak perlu ditunjukkan siapa-siapa mereka. Dengan akal budi hati nurani dan nalar waras semua orang bisa melihat, merasakan dan mengetahui siapa-siapa mereka.

Dan kelompok radikal garis keras ini telah memberikan dan menunjukkan dukungannya ke salah satu paslon Cagub DKI. 

Inginkah warga DKI, mereka nanti benar-benar ikut mendompleng dalam kekuasaan? Dengan memilih calon yang sama dengan yang mereka dukung menang Pilgub DKI 2017 ?

Yakin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun