Di tengah-tengah serangkaian kejadian yang tidak menguntungkan, Puss mendengar legenda populer di masyarakat tentang Bintang Harapan. Konon, siapa pun yang berhasil menemukan bintang tersebut akan memiliki keinginannya dikabulkan. Terpanggil oleh cerita tersebut, Puss memulai sebuah perjalanan petualangan untuk menemukan Bintang Harapan itu sendiri. Dalam perjalanan itu, ia dibantu oleh Kitty Softpaws, mantan kekasihnya, dan Perrito, sahabatnya dari masa lalu di rumah wanita tua. Mereka bersama-sama menghadapi sejumlah penjahat yang juga memburu Bintang Harapan.
Tantangan mereka tidak hanya datang dari penjahat, tetapi juga dari Death, seorang serigala yang berambisi membunuh Puss. Tokoh Death memiliki dendam yang mendalam terhadap kucing yang memiliki sembilan nyawa, hal ini tampaknya tak masuk akal bagi Death terutama karena Death memiliki kebencian pribadi terhadap Puss yang sering kali dengan sembrono menggunakan delapan nyawa yang dimilikinya. Lebih dari itu, sikap sembrono Puss dalam menjaga nyawanya membuat Death merasa Puss menghina kematian. Death dalam scene nya mengatakan "Laughs in the face of death" yang artinya Puss seolah-olah mengolok-olok kematian. Sepanjang cerita, Death sering kali mengumandangkan "The Whistle of Death," yang membuat bulu kuduk Puss berdiri. Sumber inspirasi untuk "whistle" ini berasal dari legenda Kolombia dan Venezuela tentang manusia tengkorak tinggi yang suka meniupkan seruling sebagai tanda akan kematian seseorang.
Sejak awal, Puss sadar bahwa dirinya tidak sebanding dengan Death, terutama karena usianya yang sudah cukup tua sehingga kecakapannya tidak segesit saat ia muda dulu. Meski begitu, Puss terpaksa mengatasi rasa takutnya dan siap untuk berhadapan dengan Death. Baginya, bertarung dengan Death tampaknya sebagai pilihan terbaik meskipun tampaknya menjadi hal yang mustahil. Sebabnya, jika tidak berjuang, Puss akan mati di tangan Death, maka puss akan mencoba bertarung meskipun itu tampaknya mustahil.
Berdasarkan hasil penilaian pribadi penulis, film ini memiliki alur cerita yang sangat asik dan layak untuk diikuti oleh penonton di berbagai kalangan umur sebab dalam cerita film tersebut mengandung berbagai rintangan yakni melawan penjahat yang sama sama memperebutkan dan mencari bintang harapan.
Dalam alur cerita tersebut terkandung berbagai makna kehidupan yang diselipkan sutradara ke dalam film tersebut seperti makna kekeluargaan seperti tokoh villain seorang anak kecil dan keluarga beruangnya, makna pertemanan seperti tokoh Puss in Boots yang berteman dengan seekor anjing chi hua hua, ambisius seperti tokoh villain berbadan besar membawa alat alat ajaib, dan melawan rasa rakut seperti tokoh Puss in Boots yang melawan tokoh Death sebagau villain utama dalam film tersebut.
Dibandingkan dengan film garapan DreamWorks yang lain seperti Kung Fu Panda 3 yang rilis tahun 2016 yang menurut penulis film ini lebih menceritakan rasa kepahlawanan seorang tokoh untuk menyelamatkan perguruannya dari pemberontakan salah satu murid terkuat tokoh guru Po (tokoh utama) yakni Shifu (guru Po). Dibalik rasa kepahlawanan terdapat rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang timbul di akhir film dimana tokoh tokoh terdekat Po seperti teman temannya, keluarganya, dan perguruan bela dirinya menyelamatkan Po dari kutukan batu sebagai efek dari bertarung melawan senjata permata hijau tokoh villain dalam film tersebut.
Namun film animasi garapan DreamWorks selalu memberikan nilai nilai positif di dalam setiap filmnya entah itu berkaitan dengan aspek di dalam diri individu (percaya diri, kepemimpinan, tenang, bijaksana, dll) atau aspek diluar diri individu seperti (kekeluargaan, pertemanan, persahabatan, percintaan, dll) yang dimana hal ini berdampak positif bagi para penonton terkhusus anak anak dan remaja yang dalam kondisi butuh bimbingan dan arahan serta pendalaman moral nilai masyarakat untuk bisa berperilaku selayaknya di masyarakat. Secara visual, saya sendiri berpendapat bahwa film ini mampu menyajikan gabungan elemen warna dan efek komik pada film tersebut disertai dengan suara-suara latar yang mendukung mampu menciptakan sebuah karya yang sempat terkenal di Indonesia sebab dibandingkan dengan animasi Disney yang ada gabungan unsur-unsur yang bertentangan dengan nilai dan norma di masyarakat, DreamWorks tetap berkomitmen teguh memberikan tayangan film yang memang seharusnya ditayangkan dan ditonton oleh anak-anak sebab banyak nilai-nilai yang bisa dikorek dan dicontoh dalam kehidupan sehari.
Film ini mendapatkan review positif yang dilansir dari Rotten Tomatoes menyatakan bahwa penonton memberikan nilai 94% dari 100% dan Rotten Tomatoes memberikan 95% dari 100% yang berarti memang film ini mendapatkan review positif oleh berbagai kalangan, maka dari itu bisa dipastikan bahwa film ini akan sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh keluarga dan anak-anak sebab alur cerita nya yang seru, suara latar belakang yang asik, penulisan tokoh yang keren, dan adanya nilai nilai yang bisa dipetik menjadi sebuah keuntungan dan nilai utama yang disampaikan oleh pembuat film kepada pembaca. Istilahnya ada harga ada kualitas, film berkualitas akan diproduksi secara baik dan ditonton secara baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H