Mohon tunggu...
Donny Mario
Donny Mario Mohon Tunggu... -

sebuah langkah kecil untuk menghasilkan sesuatu gebrakan yang besar dan merubah segalanya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengembalikan Kejayaan Garuda dalam Mengolah Bola...

10 Oktober 2014   21:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Asian Games Incheon 2014 telah berakhir dengan hasil yang kurang memuaskan bagi kontingen asal Indonesia dengan hanya menduduki peringkat ke 17. Namun salah satu yang perlu disorot adalah performa sepak bola Indonesia yang jauh dari kata memuaskan. Setelah kalah dari Thailand, Indonesia harus kembali di pecundangi oleh Korea Utara dengan skor mencolok 4-1. Tentunya menjadi sebuah tamparan yang keras mengingat sepak bola menjadi salah satu andalan Indonesia di ajang terbesar di Asia 4 tahunan itu. Kalah dari negeri yang notabene kita lebih maju ? luar biasa... Persiapan dan mental yang kurang matang menjadi salah satu penyebab kekalahan Indonesia. Sebuah alasan yang bagus. Namun kini Asian Games telah berakhir, kini fokus Indonesia beralih kepada Piala Asia U-19 yang sudah tinggal menghitung jam lagi untuk memulai pertandingan timnas Indonesia U-19 melawan Timnas Uzbekistan U-19. Tentunya yang menjadi perhatian adalah kali ini garuda muda kita membawa beban ekspetasi tinggi masyarakat Indonesia setelah mereka berhasil menjuarai piala AFC lalu. Tidak main-main target untuk menjadi juara menjadi fokus utama tim yang di latih oleh Indra Sjafri ini. Namun beban ekspetasi yang tinggi itu kemudian menjadi sebuah keraguan setelah serangkaian pertandingan  persahabatan dan pertandingan non resmi yang dilakoni oleh Timnas muda ini. Kegagalan memalukan di turnamen Hassanal Bolkiah Trophy di Brunei beberapa waktu lalu, kemudian di lanjutkan tur ke Spanyol yang dimana timnas kita hanya menjadi lumbung gol disana. Kemudian setelah beberapa persiapan tersebut timbulah sebuah pertanyaan. Apakah Timnas U-19 bisa berjaya di Piala Asia kali ini dan masuk Piala Dunia U-20 di Selandia Baru ?

Menilik perjalanan Timnas kita secara keseluruhan bisalah dikatakan ibarat sebuah pasang surut gelombang yang kadang naik dan kadang surut. Ekspetasi yang tinggi pernah dirasakan Timnas Senior arahan Alfred Riedl pada piala AFC 2010 lalu dimana kala itu Timnas kita berhasil masuk final dan melawan Timnas Malaysia walaupun pada akhirnya kita hanya berhasil menjadi Runner Up, begitu juga selanjutnya dengan timnas U-23, kemudian U-21 yang hasilnya kurang lebih sama. Setelah itu performa timnas kita seakan tenggelam dan sibuk sendiri dengan urusan internal dualisme kepemimpinan akibat keegoisan para petinggi sepak bola di negeri tercinta ini. Timnas kita yang tadinya hero seketika itu juga menjadi zero di negeri sendiri. Sebenarnya apa yang salah dengan sepak bola di Indonesia sehingga tidak bisa berkembang maju seperti negara lainnya ?

Banyak pengamat sepak bola kita yang begitu membanggakan fakta bahwa dulu Jepang pernah “berguru” kepada Indonesia dalam hal sepak bola. Tapi itu dulu ! sekarang ? Murid kita sudah menjadi langganan Piala Dunia, sedangkan sang guru sendiri untuk menjuarai Piala AFC yang notabene hanya pertandingan antar negara Asia Tenggara saja tidak mampu. Istilah berguru sebenarnya sangat lucu apabila kita melihat fakta carut-marutnya sepak bola kita saat ini. Regenerasi yang lambat disertai dengan tidak konsistennya performa pemain maupun klub dilapangan menjadi salah satu penyebabnya belum lagi ditambah masalah internal. Masalah regenerasi, apakah dari 200 juta penduduk Indonesia untuk menemukan potensi pemain bola saja sulit? Apakah untuk bersaing dengan negara macam Singapura dan Thailand saja kita masih kalah? Serangkaian program mulai dari naturalisasi hingga memberangkatkan pemain kita keluar negeri sepertinya sia-sia saja. Indonesia seakan tidak sadar bahwa untuk meningkatkan performa, harus dimulai dari pembibitan usia dini. Perlunya kita mempunyai akademi sepak bola yang kompeten dalam mencari potensi pemain di bumi Nusantara ini untuk kemudian dijadikan pesepakbola yang unggul. Tidak ada salahnya apabila kita mencontoh bagaimana Jerman melakukan regenerasi pada Timnas sepak bolanya. Lama memang. Namun kita bisa melihat sendiri bagaimana hasil yang mereka petik di Piala Dunia 2014 lalu. Apabila kita mau belajar sabar dan mencoba untuk memulai dari bawah pasti bisa. Regenerasi melalui akademi binaan adalah salah satu jalan. Namun kebanyakan SSB yang memiliki high quality yang ada di Indonesia sepertinya hanya diperuntukan bagi orang berduit saja. Bisa apa anak orang kaya itu bermain bola selain untuk gaya dan gengsi ? bukan bermaksud merendahkan, tapi itulah kenyataannya di negeri kita ini. Selain itu mental pemain kita perlu dikuatkan sehingga kita tidak lagi menghasilkan pemain yang bermental tempe yang hanya jago kandang saja. Kedisiplinan dan profesionalisme lah yang diperlukan. Struktur sepak bola serta keadaan internal yang teratur turut mengambil andil di dalam pengembangan sepak bola. Diperlukan juga insentif yang dapat meningkatkan semangat pemain dalam bermain. Selain itu Indonesia perlu mengurangi penyakit euforia berlebih pada prestasi timnas yang bahkan untuk juara saja belum. Pemberitaan media terhadap timnas acapkali terlalu berlebihan yang membuat pemain kita sudah besar kepala duluan. Padahal belum ada prestasi yang dapat dibanggakan.

Dengan kita merubah dan mengatur lagi pesepakbolaan kita dalam berbagai aspek maka di harapkan itu dapat meningkatkan dan mengembangkan sepak bola Indonesia ini. Namun apabila sepak bola kita masih sama saja seperti sekarang, maka mimpi Indonesia untuk tampil di Piala Dunia hanya bagaikan mimpi di siang bolong. Harapan untuk maju itu sebaiknya diimplementasikan ke dalam program pengembangan yang baik dan di praktekan sehingga kedepannya dapat menghasilkan Timnas Indonesia yang menjadi kebanggaan, bukan sekedar terbit kemudian terbenam kembali. Sekarang tidak ada kata terlambat dalam merubah wajah sepak bola kita untuk menjadi lebih baik kedepannya. Mari kita mendukung dengan dengan tenang Timnas U-19 kita. Semoga menang Garuda Muda !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun