Dalam 7 tahun terakhirada rumus unik di kompetisi Liga Champions yang bisa di sebut “faktor Chelsea”. Siapapun yang mengkandaskan Chelsea di fase Knock-out, minimal akan mencapai final. AS Monaco yang pertama kali merasakan “faktor Chelsea” yaitu di musim 2003/2004. Dengan kemenangan agregat 5-3 versus Chelsea di semifinal, wakil Prancis itu berhak bertemu Porto di partai puncak. Tapi akhirnya kalah telak 0-3 dari wakil Poturgal tersebut. Di Tahun 2004/05 giliran Liverpool mencicipi “faktor Chelsea”. Kemenangan di semifinal melawan Chelsea mengantar Liverpool mencapai Final 2005 di Istanbul versus AC Milan. Pertandingan yang dramatis akhirnya menobatkan The Reds (julukan Liverpool,red) sebagai yang terbaik di Eropa tahun 2005. Setahun kemudian, “faktor Chelsea” berpihak kepada Barcelona. Di semifinal, Blaugrana (sebutan Barcelona,red) menyingkirkan Chelsea dan menjadi juara setelah menang 2-1 atas wakil London lainnya, Arsenal.
Final 2007 terjadi De Javu final tahun 2005. Adalah AC Milan dan Liverpool pelakunya. Mereka kembali meramaikan partai puncak yang di gelar di Athena, Yunani. Tetapi final kali ini milik AC Milan dengan skor 2-1. Di tahun ini “faktor Chelsea” menjadi milik Liverpool yang mengalahkan The Blues di babak 16 besar. Final tahun 2008 mungkin akan di kenang oleh warga Inggris, karena dua klub terbaik mereka melakoni partai puncak UEFA Champions League (UCL). Ya..Manchester United versus Chelsea. Pengalaman dan tradisi Si Setan Merah mengubur mimpi pemain dan pendukung Chelsea yang sebelumnya beharap membuat sejarah memenangi trofi UCL untuk pertama kalinya. Dan “faktor Chelsea” berpihak pada The Red Devils.
Pada final UCL tahun 2009 lalu, lagi-lagi Barca merasakan “faktor Chelsea”. Mengkandaskan The Blues di semifinal membawa Barca mencapai final melawan Manchester United sebagai juara bertahan. Dan sihir Messi membawa trofi UCL kembali ke Catalan.
Selain “faktor Chelsea”, ada rumus lain yang menguatkan Inter Milan untuk menjadi jawara. Yaitu formasi juara dari tahun 2005. Mungkin bisa di sebut “Formasi 3 negara” (Inggris, Spanyol, Italia). Tahun 2005 milik Liverpool (Inggris), 2006 Barcelona (Spanyol) 2007 AC Milan (Italia). Formasi itu berulang di tahun 2008 (Manchester United/inggris), 2009 Bacerlona (Spanyol). Jika sesuai formasi itu, tahun 2010 adalah milik klub Italia. Dan La beneamata (julukan Intermilan,red) memenuhi kriteria tersebut.
Bayern Munchenbukan tanpa “pembelaan”, karena FC Hollywood (julukan Munchen,red) juga memiliki kriteria unik untuk jadi juara. Adalah formasi selang-seling juara dan runner-up dari “faktor Chelsea”. Tahun 2004 Monaco (Runner-up), 2005 Liverpool (Juara), 2006 Barcelona (Juara), 2007 Liverpool (Runner-up), 2008 Manchester United (Juara), 2009 Barcelona (Juara), 2010 Internazionale (Runner-up???). (selengkapnya lihat tabel di bawah). Jadi siapa yang akan memenangi partai puncak Liga Champions musim ini??. Pada tanggal 22 Mei 2010, semua mata pecinta sepakbola akan tertuju di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid.
Tahun
Faktor Chelsea
Final
Juara (Formasi 3 Negara)
2003/2004
Monaco
Runner-up
-
2004/2005
Liverpool
Juara
Inggris
2005/2006
Barcelona
Juara
Spanyol
2006/2007
Liverpool
Runner-up
Italia
2007/2008
Manchester United
Juara
Inggris
2008/2009
Barcelona
Juara
Spanyol
2009/2010
Internazionale Milan
Runner-up??
Italia??
*Faktor dan formasi tersebut hanya rumus unik (mungkin juga nyleneh), tidak seperti hitungan rumus matematika yang memiliki hasil pasti. Semua masih harus dibuktikan di lapangan hijau. Dan rumus itu akan luruh ketika mencapai titik klise yang berbunyi "bola itu bundar". :-)
**pic : googling
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H