Dimana-mana begal
Begal dimana-mana;
Mereka, ada di jalan-jalan kota hingga jalan-jalan desa,
Mereka, ada di kantor-kantor kelurahan hingga kantor kepresidenan
Mereka, begal-begal itu
Merajalela seperti si-joko malela, membabibuta
Begal-begal!
Siapa mereka?
Tak tahulah aku
Kenapa mereka menjadi musuh bersama?
Tak ngertilah aku
Tak pahamlah aku;
Setelah mereka dikejar-kejar seperti sedang mengejar ayam hutan
Setelah mereka dihajar bahkan dirajam sampe koit
Setelah mereka dibakar dan yang tertinggal hanya arang kerontang
Kenapa pula mesti kau tanyakan kepadaku?
Oh, Tidak!
Mereka itu bukan binatang, bung!
Mereka itu punya keluarga, bapak, ibu, istri bahkan anak
Lantas, kenapa mereka membegal?
Ah, tak perlulah kau pura-pura bertanya
Disana-sini begal-begal itu
Semakin liar, semakin ganas
Mereka diburu; mereka memburu
Ada yang mati ada yang hidup
Untuk bertahan dijalan sembari mengejek kemunafikan lembaga-lembaga peradilan
Mereka membegal karena lapar
Lapar yang diciptakan oleh sebuah rezim liberal yang rakus
Rezim yang mengorangkan orang-orang asing
Rezim yang mengasingkan orang-orang pribumi
Rezim yang menghalalkan dan mendewa-dewakan pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme
Begal-begal itu masih membegal, semakin sering
Mereka, membegal hak hidup mereka yang dibegal oleh pembegal yang bergelar koruptor tingkat dewa
Tak peduli jika merekapun akhirnya mati dibakar massa
Karena, menurut mereka
Inilah hidup kami
Dan seperti inilah cara kami mempertahankan hidup yang terampas!
...........
Seumpama, roh-roh suci mereka bisa diwancarai oleh wartawan-wartawan media elektronik dan media cetak dari dalam maupun luar negeri
(Mungkin), mereka akan berkata-kata "semoga koruptor-koruptor itu tidak bernasib sama seperti kami yang akhirnya mati digebukin, mati dibakar oleh tangan-tangan peradilan bebas, dijalanan!"
#savebegal
#begal_juga_manusia
#koruptor_manusia_atau_bukan