Mohon tunggu...
zaenal imanudin
zaenal imanudin Mohon Tunggu... -

Pemerhati Pendidikan Kejuruan untuk Kepentingan Pembangunan yang sesuai dengan Cita2 UUD 1945 yang tidak diamandemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Usulan Solusi LPG (Elpiji) Versi Guyonan ala Warteg

1 Juli 2010   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Guru atau Pendidik, termasuk orang2tua dimasa lampau sering menasehati :

"Kamu hati-hati kalau bicara, apalagi menunjuk atau bahkan menuduh. Lihatlah jari telunjukmu menuding, sementara 3 lainnya menunjuk dirimu sendiri...."

Jadilah sedemikian sulit rasanya untuk menunjuk hidung seorang Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat sebagai kurang wawasan, tidak punya solusi komprehensif atau kasarnya cuma kluthek di sekitar barang yg berkasus saja (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/30/21294673/Produsen.Tabung.Gas.Diawasi.Ketat-14).

Lha kamu sendiri ngapain ? Yaaa, Paling banter cuma nggrundel di dalam rumah sambil nonton layar kotak: Itu orang sekolahnya pasti tinggi banget ya ? makanya bisa punya jabatan segitu hebat....

Dan demikianlah kejadian miris kecelakaan LPG 3 kg yg selalu berlanjut. Jawabannya juga klise saja: "kalo dari pertamina pasti sudah diuji kelayakannya". Apa mau dikata, solusi nya belum ada yg jitu, selain daripada menawari/menyuruh masyarakat membeli utk mengganti produk bermasalah yg gratisan di SPBU. Ga salah kalo si mat kempot dari pulau garam ngomel :"dikasi, kok minta selamattt. ya ta' munggggkin ta' iye....."

Ada lagi yg bilang, mestinya pake pipa kayak ledeng, langsung ke rumah2...

Lha trus mbangun jaringannya pake duit siapa dan kapan???? Jawab si "paijo" tentu akan lebih spontan ketimbang si "paido" : "YA PAKE DUITNYA MBAHMU !!"

Jadilah muncul ide-ide ngawur. Apa nggak mungkin ya ? jaringannya dibuat secara parsial di tingkat RT/RW dalam bentuk percontohan dulu. Trus pasokan gasnya bukan lagi per tabung 3 kg, tapi per tangki kecil 3000 kg. Nanti kalo waktunya ngisi, ya Pak RT/RW yg koordinir pembelian. Kayak orang mbangun jalan tol gitu looo, sedikit...sedikit.... biar nanti lama2 kayak Autobahn di Jerman...

Kembali si "paido" njeplak (baca: nyeletuk): "Lha nanti kalo pembayaran nunggak, siapa yg mau nanggung urusannya ??? kalo gasnya macet gimana??? begitu juga kasus-kasus yg mungkin terjadi ??? meledak, jadi bom lagi, HAYOOO...". Jawab "paijo" : "SUDAH KUBILANG, BUKAN URUSANKU, ITU TANGGUNGANNYA MBAHMU, JADI YG MBAYAR YA MBAHMU!!! SEMUA URUSANNYA MBAHMU!!! "

Aduh...aduhhhh...malah bertengkar....

ya wes "Jo...Do..." kalian saatnya mandi sekarang, pergi saja sana ke kali-jo...do...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun