Mohon tunggu...
zaenal imanudin
zaenal imanudin Mohon Tunggu... -

Pemerhati Pendidikan Kejuruan untuk Kepentingan Pembangunan yang sesuai dengan Cita2 UUD 1945 yang tidak diamandemen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nuklir, Kebutuhan dan Dampak

4 Mei 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, energi nuklir, energi dari inti atom alias Atom-Kraftwerk (AKW), kerennya...

Inti atom yg dipecah bisa menimbulkan radiasi sangat besar. Panas yg ditimbulkan bisa dipakai memasak air, menjadi uap dan selanjutnya memutar turbin untuk dikopel ke generator sebagai pembangkit listrik. Besarnya jelas tidak sekelas dynamo sepeda yg cuma 6V/3W, tetapi ribuan MW.

Demikianlah manfaat yang ditulis sebagai jawaban kebutuhan dalam judul diatas. Dampaknya sebagai mudharat tidak pernah diurai secara jelas, selain bencana yg dikenal luas sebagai tragedi Chernobyl. Anehnya, dalam acara Aspirasi Merah Putih Pro3 RRI pukul 00:00 tadi pagi bermunculan pakar-pakar (kita sebut pakar karena gelarnya professor doktor sekian...sekian...) termasuk mantan politisi Ali Mochtar Ngabalin yg sering dikenal dengan letupan-letupan emosinya dalam rapat-rapat dengar pendapat DPR.

Satu pernyataan yang menyedihkan seorang professor doktor adalah bahwa radiasinya bisa diurai di ketinggian 35.000 kaki. Akupun bertanya dalam hati, betapa pintarnya professor tersebut membuat cerobong sebesar dan setinggi itu. Trus nanti apa radiasinya mau dihirup bareng-bareng ???

Ach seandainya beliau-beliau mengerti sistem deponie yang dipergunakan Germany, dimana Gorleben merupakan tempat pembuangan limbah bermasalah tersebut untuk seluruh Europa...

Mungkin saja mereka akan lebih memilih Geothermal, Heliostatt ataupun Windkraft dan Gezeiten-Kraftwerk dari bendung-bendung pasangsurut air laut. Bukan meributkan tenaga pintar RI di luar negeri yang dihargai lebih dan memancingnya dengan kesejahteraan semu di tanah air. Indonesia sangat besar dan kaya, bukan sebesar kampus dan gedung yang mulia anggota dewan, Bapak-bapak...

Dengan uneg-uneg tak nyaman, maka kumatikan radio kesayanganku yang selalu mengantarku tidur menjelang pagi bersama Pro3 RRI. Sekali di udara tetap di udara. Alangkah indahnya jika memilih nara sumber yg mutu, bukan sekedar gelar berjejer dan selebriti pembuat onar...

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun