Mohon tunggu...
wiwid santoso
wiwid santoso Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang WNI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Surat Cinta untuk Sir Alex Ferguson

8 September 2014   17:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:18 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Para fan berat MU pasti tahu adanya majalah khusus MU di Indonesia, yaitu Inside United Indonesia. Pada musim 2007/2008 (musim yang mengantar Ronaldo meraih Balon d'Or), Inside United merelease pemain terbaik MU setiap partai resmi (bukan man of the match karena man of the match bisa jadi dari tim lawan). Hasilnya, seingat saya, ada 13 atau 14 pemain berbeda yang pernah mendapatkannya, walaupun Ronaldo adalah yang terbanyak, tetapi prosentasenya tidak sampai 30%. Perbandingan sederhananya, berapa kali Ronaldo jadi pemain terbaik Madrid, atau berapa kali Lionel Messi jadi pemain terbaik pada partai yang melibatkan Barcelona.

Ada 1 kejadian penting, yang mungkin luput dari perhatian bola mania, tetapi menurut saya adalah salah satu gambaran luar biasa dari kemampuan manajerial panjenengan. Pada Piala Dunia 2006, pada partai hidup mati antara Inggris kontra Portugal, ada insiden yang memicu kemarahan seluruh rakyat Inggris. Rooney, yang menginjak, maaf, kemaluan, Ricardo Carvalho, dikartu merah oleh wasit. Masalahnya, gestur dari Cristiano Ronaldo membuat rakyat Inggris yakin bahwa tanpa provokasi Ronaldo terhadap wasit, Rooney hanya akan dikartu kuning, dan seluruh rakyat Inggris memusuhi Ronaldo. Pers Inggris, seperti biasa, sangat pandai mengolah kejadian ini dan memicu bandar-bandar taruhan Inggris untuk memasang taruhan tentang "terdepaknya Ronaldo dari Inggris". Kejadian serupa pernah terjadi di Italia, ketika Ahn Jung Hwan mencetak gol kemenangan atas Italy, dan berakhir didepaknya sang pemain dari Perugia, padahal Ahn sama sekali tidak "berbuat tidak sportif" semisal provokasi terhadap wasit yang terlanjur diyakini publik Inggris terhadap Ronaldo.

Hasilnya, panjenengan mempertahankan Ronaldo yang "belum menjadi siapa-siapa" padahal Rooney adalah anak emas sepakbola Inggris. Dan, MU juara EPL 2006/2007, masuk semifinal Champions musim tersebut dan Ronaldo menjadi bintang atas keberhasilan MU juara Champions 2007/2008 plus juara EPL pada musim yang sama.

Juga, kalau kita berkenan merunut dengan daya pikir lebih jauh, ketika panjenengan berseteru dengan sang superstar David Beckham musim 2002/2003 yang berakhir dengan "dibuangnya" Beckham ke Madrid, yang kelak kemudian menjadi jalan masuknya Cristiano Ronaldo ke Old Trafford. Pada kasus serupa, ketika Mourinho berseberangan dengan ikon Madrid, Iker Casillas, Mourinho yang terdepak keluar.

Hal-hal terkini di MU, membuat kami merasa "kehilangan identitas MU". Permainan, gairah, serta kebijakan transfer yang gila-gilaan, serasa tim ini bukanlah MU. Yang paling mudah diperbandingkan, menurut saya, adalah harga Angel Di Maria yang 59,7 juta pounds. Padahal, panjenengan mendatangkan Robin Van Persie di awal 2012/2013 "hanya" dengan mahar 24 juta pounds. Sebuah pertanyan sederhana, apakah Di Maria, sebagai pemain, pantas dihargai dua kali lipat lebih dari seroang Van Persie yang top skorer dan tidak butuh waktu adaptasi dengan sepakbola Inggris mengingat dia adalah ikon Arsenal?

Masalah transfer pemain, menurut saya, bukan hanya karena "kepanikan" yang digembar-gemborkan media. Tetapi, lebih jauh lagi, ini sebuah indikasi konkret tentang menurunnya jauuuuuuuuuuh banget, posisi tawar Manchester United di bursa transfer. Secara keseluruhan, MU sudah kehilangan 2 hal penting : menjadi destinasi impian pemain-pemain besar, dan ditakuti oleh para rival.

Sir, inti tulisan saya adalah, sekarang MU belum menemukan sosok yang tepat pengganti panjenengan. Mudah-mudahan tidak terdengar aneh jika saya, mungkin juga sebagian fans United yang terserak ratusan juta di seluruh dunia, memimpikan panjenengan turun gunung untuk menangani MU lagi, sambil lebih matang mencari dan mempersiapkan sang pengganti.

Ada 2 hal yang menurut saya layak saya sodorkan ke panjenengan. Pertama, Sir Matt Busby, yang begitu panjenengan hormati, pernah turun gunung untuk kembali melatih MU pada 1970/71 walaupun tidak maksimal memberikan prestasi. Kedua, panjenengan sendiri pernah meminta Paul Scholes untuk membatalkan pensiun demi turun lagi ke lapangan mengisi lini tengah MU pada 2011/2012.

Sir, dengan segala cinta, hormat, kebanggaan kami pada klub ini dan panjenengan :

COME BACK FOR US, PLEASE

Forever Manchester United, with love and pride

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun