d. Tahap 4: Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun)
Selama periode ini, anak-anak memasuki sekolah dan mulai berfokus pada pencapaian prestasi akademik dan sosial. Mereka belajar bekerja dengan orang lain dan merasa bangga atas pencapaian mereka. Jika mereka mendapatkan dukungan yang cukup untuk mengembangkan keterampilan mereka dan meraih keberhasilan, mereka akan mengembangkan rasa kompeten dan industri. Sebaliknya, jika mereka mengalami kegagalan atau merasa tidak dihargai, mereka bisa merasa inferior dan tidak percaya diri.
e. Tahap 5: Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun)
Remaja menghadapi tantangan untuk menemukan identitas diri mereka---siapa mereka sebenarnya dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Mereka mengeksplorasi berbagai peran sosial, nilai-nilai, dan aspirasi untuk menentukan siapa diri mereka dalam masyarakat. Jika mereka dapat mengeksplorasi dan menyatukan nilai-nilai tersebut, mereka akan mengembangkan identitas yang kuat. Namun, kebingungan peran dapat muncul jika mereka merasa kesulitan menemukan tempat atau tujuan dalam hidup, yang dapat mengarah pada ketidakpastian dan kebingungan.
f. Tahap 6: Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun)
Pada tahap dewasa muda ini, individu mulai mencari hubungan intim yang mendalam, baik dalam bentuk persahabatan maupun hubungan romantis. Pengalaman hubungan yang sehat dan penuh kasih memungkinkan individu mengembangkan rasa intimasi yang kuat. Sebaliknya, jika mereka gagal dalam menjalin hubungan atau takut untuk membuka diri, mereka dapat mengalami isolasi sosial, yang dapat menambah rasa kesepian dan keterasingan.
g. Tahap 7: Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)
Pada tahap ini, individu berada dalam fase dewasa tengah, di mana mereka merasa terdorong untuk memberi kontribusi pada masyarakat, keluarga, atau generasi berikutnya. Generativitas merujuk pada hasrat untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, seperti melalui pekerjaan, pengasuhan, atau mentransfer pengetahuan dan nilai. Namun, jika individu merasa tidak berdaya atau tidak memiliki tujuan yang berarti, mereka mungkin mengalami stagnasi---perasaan bahwa hidup mereka tidak memberikan kontribusi atau makna yang berarti.
h. Tahap 8: Integritas Diri vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)
Pada tahap terakhir kehidupan, individu merenungkan pencapaian hidup mereka. Jika mereka merasa puas dengan hidup yang mereka jalani, mereka akan mencapai integritas diri---rasa damai dengan diri sendiri dan menerima perjalanan hidup mereka. Sebaliknya, jika mereka merasa penyesalan atau merasa hidup mereka tidak berarti, mereka mungkin merasakan keputusasaan, yang dapat mengarah pada perasaan kecewa dan kesedihan.
3. Pentingnya Teori Erikson dalam Konteks Kehidupan