Mohon tunggu...
Cantika Irsyadi
Cantika Irsyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ternyata Ada Kisah Kelam di Balik Keindahan Kebun Teh di Brebes, Jawa Tengah Ini Lho! Yuk Simak Kisahnya!

13 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 13 Oktober 2024   21:28 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Depan Gua Jepang (dokumen pribadi)

Tahukah kalian jika Kabupaten Brebes, Jawa Tengah memiliki daerah kebun teh yang sejuk dan indah seperti di Puncak Bogor? Yap! Salah satu kabupaten di Jawa Tengah ini juga punya lho, Kebun Teh Kaligua namanya. Tetapi siapa sangka dibalik keindahan ini ada kisah kelamnya juga. Yuk kita simak kisahnya!

Kaligua merupakan sebuah pendukuhan kecil yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Daerah ini berada di lereng sebelah barat Gunung Slamet. 

Daerah Kaligua berada pada ketinggian antara 1.500-2.050 meter dari permukaan laut dan daerah ini beriklim basah. Keadaan tersebut sangat cocok untuk menjadikan daerah Kaligua sebagai daerah perkebunan. Maka Belanda mendirikan sebuah pabrik teh di daerah ini, yang pengelolaannya sekarang berada dibawah PTPN IX (Persero).

Pada tahun 1942 para tentara Jepang mulai menduduki wilayah Kaligua. Jepang pun langsung mengambil alih perkebunan teh Kaligua dari tangan Belanda. Pemindahan penguasaan perkebunan teh inilah yang menjadi awal berdirinya Gua Jepang. 

Setelah menguasai perkebunan teh Kaligua, Jepang membangun jalan raya dari Kecamatan Paguyangan menuju perkebunan teh Kaligua dengan mempekerjakan para buruh perkebunan teh dan masyarakat Desa Pandansari. Pembangunan jalan raya ini bertujuan agar memperlancar distribusi teh dan lalu lalang para karyawan perkebunan.

Gua Jepang atau dalam bahasa Jepang disebut "DoKutsu Nihon" ini berada di kawasan perkebunan teh Kaligua. Pembangunan Gua Jepang ini berada pada sebuah bukit di sebelah Timur Laut perkebunan teh Kaligua. 

Gua Jepang ini mulai dibangun pada tahun 1942. Tujuan dari pendirian gua ini adalah untuk dijadikan sebagai gudang senjata, tempat persembunyian, benteng perlindungan, markas, gudang senjata dan gudang makanan.

Tampak Depan Gua Jepang (dokumen pribadi)
Tampak Depan Gua Jepang (dokumen pribadi)

Pembangunan Gua Jepang ini menggunakan tenaga para penduduk sekitar Desa Pandansari. Selama pembangunan gua ini setiap harinya terdapat 50 sampai dengan 70 orang yang bekerja secara paksa membangun gua ini yang diatur dan dijaga oleh tentara Jepang yang jumlahnya tidak lebih dari 6 orang tentara dengan 2 orang komandan. 

Selama pembangunan gua ini para pekerja hanya mengandalkan alat pahat sebagai alat utama mereka dalam bekerja serta obor sebagai satu-satunya alat penerangan.

Terdapat beberapa ruangan di dalam Gua Jepang ini yaitu ruang tahanan, ruang pembantaian, ruang penyiksaan, ruang sidang, ruang dapur, ruang senjata, ruang ritual atau mushola, lubang jebakan, 2 pos penjagaan, 4 kamar pasukan tentara Jepang, 2 kamar komandan, dan kamar kelelawar.

Salah Satu Ruangan di Dalam Gua Jepang (dokumen pribadi) 
Salah Satu Ruangan di Dalam Gua Jepang (dokumen pribadi) 

Pendudukan Jepang di Desa Pandansari menyisakan penderitaan lahir dan batin bagi penduduk Desa Pandansari. Pelaksanaan kerja paksa masa penjajahan Jepang atau Romusa menyisakan duka yang mendalam. 

Dari keberadaan ruangan-ruangan di dalam Gua Jepang, dapat dianalisis bahwa kedudukan Jepang di Desa Pandansari sangat kejam. Selain bukti keberadaan ruang penyiksaan dan ruang pembantaian, kita juga dapat menganalisis kekejaman Jepang dari keadaan kesehatan para pekerja yang sangat mengenaskan.

Tidak terdapat kejelasan mengenai kapan gua ini selesai dibangun. Ada yang mengatakan dibangun selama satu tahun, yaitu dari tahun 1942-1943. Dan ada juga yang mengatakan jika gua ini dibangun selama dua tahun, yaitu dari tahun 1942-1944. 

Namun yang pasti, gua ini digunakan secara bertahap. Ketika sebuah ruangan selesai dibangun, maka ruangan tersebut akan langsung digunakan.

Akhirnya pada tahun 1995, gua ini dibuka untuk umum dan bis akita kunjungi hingga sekarang. Goa Jepang di Wisata Agro Kaligua, Brebes, Jawa Tengah, buka setiap hari mulai pukul 08.00–16.30 WIB dengan tiket seharga Rp. 5.000 per orang. Sedangkan tiket untuk kebun teh Kaligua adalah Rp. 20.000 per orang.

Nah, begitulah kisah singkat mengenai Gua Jepang yang ada di bawah perkebunan teh Kaligua Brebes, Jawa Tengah. Bagi kalian yang penasaran atau menyukai sejarah jangan lupa kunjungi cagar budaya yang satu ini ya! 

Selain menikmati keindahan kebun teh Kaligua, kalian juga bisa sambil belajar sejarah lho disini! Sebagai warga negara yang baik, mari kita lestarikan peninggalan sejarah yang  ada dan jangan sampai melupakannya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun