Mohon tunggu...
Cantika DwiKristina
Cantika DwiKristina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyukai musik dan cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penutupan Jalan Sementara di Singaraja

14 Desember 2024   09:29 Diperbarui: 14 Desember 2024   09:29 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singaraja_ Pada minggu, 6 oktober 2024 terjadi penutupan jalan di Jalan Gajah Mada sebab adanya uparaca piodalan di Pura Dalem Buleleng. Penutupan jalan ini dilakukan agar para pemedek nyaman dan aman saat datang ke Pura Dalem.

Piodalan ini terjadi setiap 6 bulan sekali yang saat ini bertepatan dengan manis kuningan. seperti yang di sampaikan oleh pemedek, "upacara piodalan di pura dalem ini terjadi setiap 6 bulan sekali dan kali ini bertepatan dengan manis kuningan" ucap tasya salah satu pemedek yang tangkil ke pura dalem. Karena terjadi penutupan jalan sementara ini maka pengendara lain di minta untuk melewati jalan lainnya agar tidak terjadi kemacetan. 

Piodalan ini juga dibarengi dengan Calonarang yang dilaksanakan di Pura tersebut. Upacara ini akan terlaksana sampai selesai. Calonarang sendiri merupakan pementasan dramatari di Bali yang tariannya sangat sakral sehingga tidak bisa di pentaskan di sembarangan tempat. orang-orang akan berkumpul untuk menyaksikan pementasan ini sampai selesai.

Upacara Calonarang di Bali adalah sebuah ritual tradisional yang menggabungkan unsur seni pertunjukan dan kepercayaan spiritual masyarakat Bali. Upacara ini memiliki makna mendalam sebagai wujud penghormatan terhadap kekuatan mistis serta sebagai upaya menjaga keseimbangan antara kekuatan baik dan jahat dalam kehidupan.

Calonarang merujuk pada cerita klasik tentang seorang tokoh sakti bernama Rangda, yang sering diasosiasikan dengan kekuatan hitam atau ilmu mistis. Cerita ini menggambarkan konflik antara Rangda dan kekuatan kebaikan yang diwakili oleh Barong, simbol pelindung dan harmoni. Dalam tradisi Hindu-Bali, cerita ini mencerminkan filosofi keseimbangan "Rwa Bhineda" (baik dan buruk, positif dan negatif).

Upacara Calonarang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memadukan nilai budaya, seni, dan spiritualitas. Namun, bagi masyarakat Bali, upacara ini adalah wujud kepercayaan yang sakral dan harus dijalankan dengan penuh penghormatan. Sehingga penutupan jalan diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat akan ada banyak pemedek yang tangkil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun