Menyambung Wefi dalam artikelnya yang mengetengahkan kegalauan seorang Bepe dari seringnya PSSI menggonta - ganti Pelatih Timnas, yang seakan-akan tak hirau terhadap sakitnya "tuh disini" para pemain Timnas (karena dianggap tak bisa bermain). Ada benang merah yang bisa ditarik dari masalah nirprestasinya PSSI.
Pola Bermain
Kita bisa lihat Indonesia mempunyai banyak talenta. Bukti yang paling anyar ketika menonton Timnas U16 bermain melawan Vietnam U16 kemarin. Mereka seakan-akan menunjukan kepiawaian olah bola. Tak mengherankan sebetulnya, karena Indonesia mempunyai kebudayaan dengan seni tarinya yang beragam. Seperti Brasil dengan Sambanya.
Akan tetapi mungkin akan terasa lain apabila teknik yang tinggi ini dibarengi dengan semangat bermain kolektivitas. Menguasai bola sepenuhnya dengan beberapa sentuhan asal bola tidak dicuri lawan. Sering kita melihat, dalam sesi latihan para pesepakbola memainkan bola dengan tangan. Dari belakang perlahan-lahan serempak maju. Bola berpindah dari tangan ke tangan. Tidaklah harus cepat-cepat. Esensinya, pola latihan ini terbawa ketika mereka bermain dalam pertandingan bola sesungguhnya.
Pelatih
Apabila semangat bermain kolektif telah menjadi acuan dalam persepakbolaan Indonesia harapannya mempermudah tugas seorang pelatih untuk mengarsiteki timnas.
Seorang pelatih sekelas Timnas sewajarnya tidak membutuhkan waktu lama untuk memahami karakter pemain Indonesia.
Usulan terhadap PSSI untuk mengumumkan terlebih dahulu kandidat Pelatih Timnas terhadap pecinta sepakbola ada baiknya diperhatikan. Kita mendambakan PSSI bangkit kembali.
Jayalah Sepakbola Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H