Mohon tunggu...
Tarsih Ekaputra
Tarsih Ekaputra Mohon Tunggu... Konsultan - PR Consultant & Komporis Bela Negara

Seorang yang selalu ingin belajar, saat ini sebagai Pemimpin Redaksi belaindonesiaku.id dan juga sebagai seorang Trainer untuk Public Relations, Seorang PR Consultant dan mengelola gerakan sosial Ayo BelaIndonesiaku dan Cangkrukan Bela Negara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tantangan PR dalam Membangun Citra Organisasi

3 Juli 2016   20:33 Diperbarui: 3 Juli 2016   20:56 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Kini peran seorang PR menjadi semakin strategis dan dituntut untuklebih berpikir Apa (what) yang perlu dilakukan, Mengapa (why), dan Bagaimana(how) kita melakukan evaluasinya. Untuk itu, peran seorang praktisi PR harusbertransformasi dari Manajer Taktis—yang lebih fokus ke arah kegiatanoperasional dan mengatasi masalah yang dihadapi, menjadi Manajer Strategis—yangfokus ke arah kegiatan yang lebih strategis. Secara strategis, selain seorangPR harus visioner juga dituntut untukdapat lebih mengantisipasi potensi masalah yang akan dihadapi, tren industri,dan komunikasi di masa yang akan datang, termasuk mengantisipasi kesiapan dalammenghadapi krisis yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. 

Di erakekinian, perusahaan, organisasi maupun institusi baik swasta dan pemerintahmembutuhkan seorang PR yang mampu menyelaraskan antara kepentingan jangkapendek (tactical) dengan kepentinganjangka panjang (strategic), sertamengedukasi kolega serta pimpinannya. Itu artinyua, peran pejabat PR adalahmembangun hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingannya (stakeholders)agar tercipta kondisi lingkungan yang positif dan mendukung pencapaian tujuanjangka panjang perusahaan.

Budayaorganisasi merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan terhadapberhasil tidaknya organisasi tersebut. Untuk itu, peranan seorang PR dalamupaya membentuk dan membangun budaya perusahaan yang kondusif bagi pencapaiantujuan organisasi serta dipadupadankan dengan ragam program PR yang relavansangatlah menentukan. Di sini pulalah peran PR menjadi penting dalam proses pemberdayaan(empowerment) karyawan.

 Mengikutikonsep pemberdayaan yang dikemukakan Pranarka dan Moelijarto (dalam Prijono dan Pranarka, 1996:56-57), makadituntut kesiapan dan kerelaan pemimpin untuk memberikan atau mengalihkansebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada karyawan agar mereka menjadilebih berdaya. Keadaan tersebut sangat ditentukan oleh budaya organisasi yangada dalam organisasi tersebut. Dan ini pulalah yang seyogyanya menjadi acuanbagi langkah strategis PR dalam perusahaan, organisasi maupun institusipemerintah.

Penulis adalah Ketua Bidang Pengembangan BPC- BPP Perhumas dan Founder Mistertipr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun