Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menanti Serangan Fajar lewat Sedekah Subuh

26 November 2024   10:45 Diperbarui: 26 November 2024   10:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat-saat yang paling menegangkan akan segera tiba. Dalam hitungan dua kali dua puluh empat jam, satu nama akan keluar sebagai pemenang Pilkada Serentak 2024 di segenap Indonesia. 

Bagi mereka yang menang akan bersorak sorai dan bergembira ria, namun mereka yang bagi kalah pasti bermuram durja dan duka nestapa. Itulah cuplikan raut wajah sang kontestan politik Pilkada di negeri enam dua yang tak pernah berubah.

Celakanya pula, kemenangan diperoleh dengan cara brutal. Serangan fajar dengan label sedekah subuh gencar dilakukan oleh tim sukses nya yang tidak bermoral. Bahkan direstui oleh para calon yang diusung dan didukung. Katanya uang terima kasih dan pengganti BBM. Cara berpolitik yang sangat buruk dipertontonkan, meriah kemenangan dengan menghalalkan segala cara.

Tentu saja calon kepala daerah yang berperilaku seperti itu tidak layak untuk dipilih. Selain karena mereka cacat moral, juga pasti memiliki niat tidak baik dalam memimpin negeri kedepan. Mereka memiliki bakat suap menyuap, namun mereka sebut dengan nama beri julukan baik untuk mengelabui pemikiran masyarakat.

Ada juga sebagian yang berkata, "jika tidak menabur uang, maka suara tidak akan datang." sehingga serangan fajar harus dilakukan untuk meriah suara dan memenangkan pemilihan. Artinya menyuap pemilih dan mungkin praktik jual beli suara telah biasa dilakukan dan sudah dianggap biasa pula. 

Miris jika kita ikut mengiyakan pemikiran buruk yang seperti ini.

Maka apapun bentuk dan cara yang dilakukan oleh politisi busuk dan timses nya yang tidak peduli dengan moralitas WAJIB kita tolak. 

Tolak mereka dengan tidak memilihnya. Ini adalah bentuk kesadaran yang harus dimiliki oleh masyarakat sipil untuk menyelematkan bangsa ini dari kehancuran moral. Bila perlu boikot mereka dengan cara keras agar menjadi pelajaran bagi dirinya dan buat calon lain kedepan.

Harus kita pahami bahwa, segala bentuk suap menyuap dalam pemilu adalah tergolong praktik money politics yang secara agama pun menyatakan haram. Apalagi menurut hukum dan Undang-undang pemilu bahwa money politics sangat dilarang. Bahkan ancaman hukumannya para paslon dapat didiskualifikasi.

Jadi sudah sangat jelas dan terang benderang, serangan fajar lewat sedekah subuh yang bertujuan untuk membeli suara rakyat maka pelakunya adalah musuh kita bersama dan musuh negara. Tolak uangnya dan boikot kandidatnya. Jangan memilih model pemimpin yang suka menyuap dan tidak menghargai rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun