Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Amanat Direktur Dikti Vokasi untuk Mahasiswa Politeknik Se-Indonesia, Apa Saja?

29 September 2021   16:50 Diperbarui: 29 September 2021   16:55 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zoom meeting diskusi publik FKMPI dengan Direktur Dikti Vokasi (Dokpri)

Pengurus Nasional Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI) melangsungkan Diskusi Publik bersama Dr Beny Bandanadjaja, ST, MT, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Kemendikbudristek RI, Selasa, (28/9/2021).

Dalam diskusi publik tersebut Beny Bandanadjaja menyampaikan poin-poin penting yang harus menjadi perhatian mahasiswa Politeknik di Indonesia, diantaranya sebagai berikut:

Tantangan menghadapi perkuliahan dan dunia kerja

Mahasiswa politeknik secara skil beberapa berbeda dengan perguruan tinggi lain. Sebagai mahasiswa vokasi, mereka disiapkan untuk menguasai keterampilan sesuai bidang yang ditekuni untuk siap memasuki dunia kerja dan bahkan membuka lapangan kerja. Tip yang paling penting yakni memiliki mental siap bersaing.

Experiences Learning

Secara konsep Experiential learning dapat didefinisikan sebagai sebuah proses pembelajaran dimana para pembelajar menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan nilai melalui pengalaman-pengalaman langsung. Ide dan prinsip-prinsip yang dialami dan ditemukan oleh para pembelajar akan lebih efektif dalam perubahan perilaku.

Implikasi dari penerapan model pembelajaran berbasis experience learning yaitu memberikan pengalaman belajar dari simulasi, praktik lapangan, eksperimen, dan magang kerja, untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa yang nantinya berguna saat selesai dari Politeknik.

Memanfaatkan Bonus Demografi

Indonesia memiliki indeks bonus demografi yang cukup besar yakni mencapai 30 persen, dimana jumlah penduduk berusia muda lebih banyak dari total penduduk Indonesia yang 250 juta lebih. Hal ini harus dapat dimanfaatkan sebagai peluang oleh mahasiswa Politeknik dengan menciptakan berbagai produk, kreativitas, dan inovasi.

Oleh karena itu mahasiswa perlu tahu kiat-kiat dalam pemanfaatan Bonus Demografi sebagai peluang ekonomi, dunia kerja, dan kompetisi global.

Disrupsi Industri 4.0

Era industrialisasi digital atau lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0 memang sebuah kenyataan. Suka maupun tidak suka, hal itu tidak dapat ditolak. Sekarang ini dunia sedang dihadapkan pada pilihan industri 4.0 yang ditandai dengan berkembangnya secara pesat teknologi informasi dan komunikasi.

Teknologi digital telah menjadi peradaban baru bagi manusia di zaman modern ini. Meski memiliki banyak keuntungan bagi manusia, namun industri 4.0 juga memberi dampak lainnya yaitu terjadinya disrupsi. Dampaknya yaitu terganggu sistem kerja konvensional yang bersifat tradisional, dan munculnya intelegensi buatan dan otomatisasi.

Society 5.0 dan Industry 4.0

Jika industri 4.0 lebih berfokus pada kemajuan teknologi informasi dan digitalisasi dengan keunggulan kecerdasan buatan untuk menghasilkan berbagai produk dan meningkatkan produktivitas, maka society 5.0 memberikan perhatian terhadap manusia-nya.

Konsep society 5.0 sendiri diperkenalkan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada ajang CeBIT, Hannover di kota Hannover, Jerman pada tahun 2017, dan kemudian konsep tersebut diresmikan pada 2019.

Society 5.0 diharapkan dapat memberikan spirit untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial dengan bantuan teknologi informasi dengan tanpa menghilangkan nilai-nilai.

Zoom meeting diskusi publik FKMPI dengan Direktur Dikti Vokasi (Dokpri)
Zoom meeting diskusi publik FKMPI dengan Direktur Dikti Vokasi (Dokpri)

Selain itu Direktur Dikti Vokasi juga mengingatkan bahwa skil yang harus miliki oleh mahasiswa Politeknik untuk menyongsong masa depan adalah Foundational Literacies, Competencies and Character Qualities


"Saat ini, yang kita memerlukan orang-orang dengan skill tinggi, menciptakan dan mengoperasikan alat canggih, karena skill yang rendah akan tergantikan dengan otomatisasi atau mesin-mesin." ujarnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, M. Sulthon Roofiif, Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI), menyerahkan hasil kajian dan aspirasi mahasiswa politeknik seluruh Indonesia kepada Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi, Kemendikbud Ristek.

"Besar harapan semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan juga acuan dalam pembentukan kebijakan atau perubahan ke depan demi kebaikan pendidikan vokasi dan mahasiswa Politeknik se-Indonesia." jelas M. Sulthon Roofif. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun