Konsep society 5.0 sendiri diperkenalkan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada ajang CeBIT, Hannover di kota Hannover, Jerman pada tahun 2017, dan kemudian konsep tersebut diresmikan pada 2019.
Society 5.0 diharapkan dapat memberikan spirit untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial dengan bantuan teknologi informasi dengan tanpa menghilangkan nilai-nilai.
Selain itu Direktur Dikti Vokasi juga mengingatkan bahwa skil yang harus miliki oleh mahasiswa Politeknik untuk menyongsong masa depan adalah Foundational Literacies, Competencies and Character Qualities
"Saat ini, yang kita memerlukan orang-orang dengan skill tinggi, menciptakan dan mengoperasikan alat canggih, karena skill yang rendah akan tergantikan dengan otomatisasi atau mesin-mesin." ujarnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, M. Sulthon Roofiif, Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI), menyerahkan hasil kajian dan aspirasi mahasiswa politeknik seluruh Indonesia kepada Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi, Kemendikbud Ristek.
"Besar harapan semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan juga acuan dalam pembentukan kebijakan atau perubahan ke depan demi kebaikan pendidikan vokasi dan mahasiswa Politeknik se-Indonesia." jelas M. Sulthon Roofif. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H