Selama di kampung halaman masing-masing, mereka tetap menjalin komunikasi. WhatsApp kerap menjadi media mereka untuk saling berbagi dan bertukar informasi.
Dari hubungan pertemanan lalu sering pula berkomunikasi, akhirnya virus cinta pun mulai menyerang mereka berdua. Rasa simpati berubah menjadi api asmara yang membakar dua insan belia.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. WhatsApp menjadi ajang mengungkapkan rasa. Lewat media chat ini, mereka pun mengikrarkan cinta.
Dan pada akhirnya Tiphaine takluk dalam jeratan asmara Amal. Tiphaine pun kembali ke Aceh untuk menunaikan janji asmaranya pada sang kekasih.
Mungkin masih banyak yang penasaran. Apa sih yang membuat Tiphaine mau menikah dengan seorang Amal? Tiphaine juga mau menjadi mualaf?
Nah, dari cerita Tiphaine yang ia bagikan kepada awak media. Dia menikahi Amal karena menurut penilaian dirinya sang kekasih ada orang yang sangat baik. Amal juga orangnya lucu. Memiliki hati yang baik itulah yang membuat Tiphaine mencintai Amal.
Tiphaine sebelumnya tidak pernah kenal dengan pria Indonesia manapun. Begitu kenal dengan Amal langsung jatuh cinta dan bersedia diajak menikah. Ehemm, mungkinkah karena pria Indonesia memang baik hati dan tampan-tampan?
Tiphaine mengaku jika tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata ketika merasa cocok dengan Amal. "Amal orang baik, saya suka ngobrol sama dia. Aku suka sama pria ini dan aku mau bersama dia," katanya.
Walaupun Amal anak Aceh, namun ternyata mereka berdua melangsungkan akad nikah di Padang Sumatera Barat. Selama 1,5 tahun mereka berumah tangga, ketika pandemi. Amal harus merelakan Tiphaine kembali ke Perancis untuk sejenak karena ibunya yang sakit.
Amal tidak bisa menemani istri tercinta karena tidak bisa masuk Perancis. Pemerintah Perancis belum mengizinkan warga negara asing masuk karena pandemi Covid-19.
Tiphaine pada awalnya mengira kepulangannya tidak akan lama. Namun ternyata hampir 10 bulan mereka harus hidup terpisah. Dan mereka saling memahami satu sama lain disaat pasangan berjauhan.