Hal itu pula yang berlaku bagi Taliban, AS menuding Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden, ulama asal Arab sebagai dalang penyerangan Menara Kembar WTC dan Pentagon. Konon saat penyerangan terjadi Osama sedang berada di Afganistan.
Amerika Serikat memberikan ultimatum agar menyerahkan Osama bin Laden dan seluruh pengikutnya yang bersembunyi di Afganistan atau menghadapi konsekuensi lebih keras yaitu perang.
Pemimpin Taliban (Mullah) menolak secara hormat permintaan Amerika Serikat. Dia menolak ultimatum negara adikuasa itu.
Selanjutnya dapat ditebak, pasukan US Army dan mesin perang digerakkan ke Afganistan untuk menghajar Taliban dan menghancurkan seluruh pelosok Afganistan.
Afganistan hancur lebur, negara benua Afrika itu luluh lantak oleh serbuan mesin-mesin perang dan pesawat tempur yang super hebat. Desingan peluru sudah menjadi irama yang kerap terdengar setiap waktu.
Taliban pun sukses ditumbangkan dan kekuasaan jatuh ke pihak sekutu yang dikomandoi AS. Sejak saat itu penjajahan dimulai.
Kemarah Amerika kepada Al-Qaeda dilampiaskan dengan membantai rakyat Afganistan yang dianggap melindunginya.
"Kesalahan" Taliban hanya satu meskipun masih prematur, yakni menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang disebut oleh AS sebagai otak pelaku.
Sementara Taliban dan rakyatnya bukanlah pelaku penyerangan terhadap WTC dan Pentagon. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H