Rakyat Afgan bersaksi yang dulu pernah menikmati kemakmuran dan keamanan ketika Taliban berkuasa, dan berhasil memberantas kriminalitas di seluruh penjuru.
Rakyat Afgan yang kini hidup tidak menentu dan penuh kekacauan di bawah pemerintahan boneka merindukan apa yang pernah dilakukan dulu dibawah pemerintahan Taliban memimpin pemerintahan.
Pemerintah boneka yang mencoba menghidupkan sistim politik demokrasi di Afganistan terbukti tidak mampu menghadirkan kesejahteraan dan keamanan seperti diharapkan oleh rakyat.
Polisi pemerintah cenderung korup sehingga tidak punya komitmen untuk menyesuaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sebaliknya Taliban lebih dipercaya dan dicintai oleh rakyat Taliban.
Inilah yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat dibelahan dunia lain termasuk Indonesia. Kemenangan Taliban disambut dengan propaganda baru seperti yang sering dilakukan oleh AS dan sekutunya.
Isu-isu teroris dan islamofobia kembali dihembuskan dan disangkutkan dengan Taliban. Tujuannya jelas yakni untuk menjauhkan Taliban dengan Indonesia, bahkan jika bisa mendiskreditkan Taliban yang sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun terhadap Indonesia.
Seyogyanya bila ada aktivis atau pengamat yang tidak pro kepada bangsa lain yang kebetulan Islam tidak perlu berperan sebagai provokator untuk menakut-nakuti masyarakat Indonesia dalam memandang Islam.
Benar bahwa satu hal yang membuat Taliban berhasil mencuri hati rakyat Afgan adalah karena menggunakan hukum andalan mereka yaitu syariat Islam. Pendekatan hukum berdasarkan Syariat Islam ternyata ampuh menenangkan rakyat Afgan ditengah kekacauan berlarut-larut dan hampir putus asa.
Pendekatan Taliban yang teguh menerapkan syariat Islam untuk mengendalikan kekacauan internal paska hengkangnya Uni Soviet pada era 1990 telah memberikan keyakinan yang mendalam dari rakyat Afgan bahwa Taliban menjadi harapan baru untuk menyongsong Negara Afghanistan yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI