Upaya meningkatkan literasi keuangan dalam menyusun laporan keuangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin gencar dilakukan oleh pemangku kepentingan, terutama Bank Indonesia yang memiliki kepentingan untuk akselerasi permintaan kredit usaha.
UMKM di Indonesia merupakan unit usaha yang umumnya dimiliki oleh masyarakat kelas menengah ke bawah atau tingkat akar rumput yang jumlah modalnya sangat terbatas.
Menurut laporan Kementerian Koperasi dan UKM komposisi UMKM didominasi oleh usaha skala mikro yang jumlahnya mencapai 99 persen, selebihnya skala kecil dan menengah. Sedangkan unit usaha besar (UB) hanya berjumlah 1 persen dari total pelaku usaha.
Dari berbagai hasil studi ditemukan bahwa UMKM di Indonesia meskipun tidak seluruhnya, namun hampir 85 persen tidak memiliki laporan keuangan yang baik dan memenuhi standar akuntansi MKM.
Padahal laporan keuangan usaha sangat diperlukan untuk menilai kemajuan atau perkembangan sebuah bisnis. Apalagi jika ingin mendapatkan investasi dari partner.
Temuan kajian tersebut memang masuk akal dan dapat dibenarkan, mengingat sumber daya manusia di sektor UMKM yang masih agak lemah terutama kapasitas di bidang akuntansi.
Aplikasi SiAPIK
Bank Indonesia telah mengembangkan sebuah aplikasi penyusunan laporan keuangan skala UMKM, untuk membantu pelaku usaha dalam meningkatkan kapasitas bisnisnya. Aplikasi tersebut diberi nama SiApik sebuah software akuntansi sederhana gratis.
SiApik sangat mudah digunakan oleh siapa saja walaupun sang pengguna tidak paham-paham amat tentang akuntansi sebagaimana diajarkan secara teori di bangku kuliah.
Dengan pengetahuan paling dalam dasar pun user dapat mengoperasionalkan SiApik dengan mudah karena software ini sangat user friendly.
Terpenting UMKM pengguna memiliki kemampuan sedikit lebih baik pada penguasaan komputer dan aplikasi Excel. Selebihnya dapat membaca data keuangan dengan cermat.