Bahkan Juru Bicara Satgas Covid Provinsi Aceh Saifullah A.Gani menyetir riset badan kesehatan dunia (WHO) yang menilai kasus kumulatif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Aceh periode 15 -- 21 Juli 2021 paling rendah. Aceh satu-satunya daerah yang ditandai warna kuning pada peta Indonesia dalam Situation Report-64 WHO terbaru, tanggal 21 Juli 2021.
Ini tentu saja sebuah berita bagus sekaligus kabar baik bagi pemerintah dan masyarakat. Semakin rendah tingkat penularan berarti kehidupan normal akan semakin dekat. Masyarakat sudah lelah dengan pembatasan interaksi sosial yang diterapkan selama ini.
Masyarakat sangat mampu untuk mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan mencuci tangan, namun menjadi tidak sanggup ketika harus menjaga jarak (physical distancing). Sudah kodratnya, manusia butuh interaksi secara fisik dengan lingkungan sekitar.
Whatever kita patut bersyukur kepada Tuhan atas semua musibah ini. Meskipun ada campur tangan manusia namun bagi orang yang beriman sangat yakin bila semua ini terjadi atas izin Allah. Maka tugas kitalah untuk melakukan berbagai ikhtiar dan usaha agar virus tersebut tidak membawa malapetaka lebih besar bagi diri sendiri dan orang lain.
Tidak perlu juga menanamkan rasa takut berlebihan di dalam alam bawah sadar kita. Termasuk takut akan kematian. Justru hal itu akan semakin memperlemah imun tubuh, yang pada akhirnya virus akan mudah menyerang.
Itulah strategi mengapa masyarakat Aceh seperti menafikan Covid-19, tujuannya adalah untuk menumbuhkan kekebalan tubuh melalui kekuatan pikiran. Perlu dicatat bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H