Kualitas demokrasi Indonesia sudah memburuk dan nyungsep ke tingkat paling dasar. Meskipun masih ada ruang untuk kebebasan mengeluarkan pendapat, namun jangan sekali kali mencoba kritik penguasa bila tidak siap berurusan dengan aparat penegak hukum bila kritik itu salah alamat.
Dahulu! Ketika order baru mengendalikan tampuk kekuasaan, sosok Soeharto menjadi tokoh yang paling ditakuti lawan politiknya, apalagi oposisi garis keras. Bahkan saat itu tidak ada yang berani beroposisi sebelum kemudian munculnya kelompok mahasiswa yang menurunkan penguasa itu secara paksa dari singgasana melalui demo besar-besaran.
Saat itu demontrasi hampir tidak dapat dilakukan oleh siapapun, sebab resikonya adalah penjara atau kuburan. Loyalis Soeharto siap menculik dan menghabisi nyawanya secara diam-diam.
Maka tak heran bila puncak kekuasaan Soeharto disebut paling otoriter sepanjang Indonesia merdeka.
Kendati demikian kejamnya orde baru ternyata masih lebih buruk lagi zaman orde lama, era otoriter di bawah kepemimpinan Soekarno.
Di era Soeharto sistem demokrasi berjalan sedikit lebih baik, dengan catatan, tidak mengkritik pemerintah dan melakukan perlawanan (oposisi).
Indonesia Negara Demokrasi
Sejatinya Indonesia adalah negara demokrasi yang dapat dibuktikan dari sudut pandang normatif dan empiris. Hal ini dapat dilihat pada beberapa aspek misalnya Indonesia memiliki sistem parlemen, dan pernah berlaku sistem demokrasi terpimpin yang dikomandoi oleh Soekarno.
Perubahan politik dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis pada Orde Baru.
Meskipun begitu konsep negara demokrasi yang disepakati oleh bangsa Indonesia pun hanya tinggal sebuah teori dan menjadi kamuflase bagi politikus haus kekuasaan bila dipandang sejauh ini.
Kini memang eranya reformasi, order reformasi itu dimunculkan untuk membedakan konsep negara dan kekuasaan antara zaman orla dan orba yang sebelumnya mencengkeram negara atas nama pemerintahan.