Seorang kepala keluarga bisa keluar rumah pergi bekerja untuk menafkahi anak-anak dan istri mereka.
Lalu bisa bawa pulang rezeki yang halal ke rumah untuk dinikmati bersama keluarga kecil mereka. Itu saja kok, so simple!
Jika punya pendapatan lebih lalu bisa menabung untuk bekal masa depan, saat sudah pensiun atau untuk biaya menunaikan ibadah haji.
Saya rasa begitulah impian sederhana setiap orang Indonesia yang dikenal masyarakat petarung dan suka bekerja keras.
Tapi kini...
Impian itu seakan akan terkubur bersama corona. Covid-19 yang saat ini sangat ditakuti oleh setiap orang termasuk para medis.
Ditakuti karena bisa menular dengan sangat cepat melalui karier yang setiap saat kita membutuhkannya. Misal bersalaman, berpelukan, dan berdekatan dengan orang lain.
Ya sebagai makhluk sosial, manusia butuh bergaul, berinteraksi, dan saling terhubung satu dan lainnya. Benar bukan?
Itu pelajaran pertama, masyarakat Indonesia tidak siap menyambut "tamu" istimewa bernama Corona. Sehingga kedatangannya menjadi horor.
So, tak masalah biarkan saja kita tidak dapat bertemu secara fisik, toh selama ini kalau sering bertemu pun bicaranya asik ngejelekin pemerintah aja atau caci maki Habib Riziek.
Padahal sudah mereka paham kalau menggosip, fitnah, ghibah, dan semacamnya hukumnya dosa. Apalagi ngejelekin Jokowi dan ulama. Wah dosanya ganda tuh!
Nah, corona datang, perkumpulan pembawa gosip pun terpaksa bubar. Sebab kena aturan physical distancing.