Kompas.com melaporkan jumlah pasien kasus corona terus bertambah hingga detik ini. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, kasus positif yang dikonfirmasi bertambah lebih dari 58.000 kasus. (Jumat, 27/03/2020).
Padahal Kemarin Kamis (26/3/2020) pukul 15.56 WIB, jumlah terinfeksi adalah 473.137 kasus.
Hari ini, Jumat (27/3/2020) hingga pukul 09.35 WIB tadi pagi, jumlah terkonfirmasi menjadi 531.864 kasus. Peningkatan yang sangat drastis.
Di tanah air dilaporkan ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 103 orang, sehingga totalnya 893 (kasus), data Kamis (26/03/2020) sore kemarin.
Dari segi luas penyebaran, virus corona kini telah masuk ke 190 negara di dunia. Tidak hanya di Asia, Amerika, dan Eropa, bahkan pula sampai ke jazirah Arab serta Timur Tengah. Sungguh sangat dahsyat dan massif.
Sedang di Indonesia virus corona saat ini dinikmati oleh masyarakat di 24 provinsi. Mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, hingga ke Sulawesi dan Kalimantan. Syukur Pemerintah Provinsi Papua telah mengeluarkan kebijakan lockdown. Sudah tepat.
Meskipun tidak lockdown secara total, Indonesia ikut mencontohi keberhasilan Korea Selatan dalam menangani wabah corona. Korea Selatan konon menerapkan pendekatan Social Distancing.
Menurut Katie Pearce dari John Hopkins University, menjelaskan social distancing adalah sebuah praktek dalam kesehatan masyarakat untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dengan orang sehat guna mengurangi peluang penularan penyakit.
Dalam bahasa sehari-hari, social distancing adalah perilaku menjaga jarak sosial. Maksudnya adalah tidak berdekatan secara fisik dengan orang yang sudah terinfeksi positif virus corona karena dikuatirkan dapat menular dengan cepat.
Mungkin dalam konteks orang Indonesia lebih tepatnya adalah Physical Distancing atau menjaga jarak secara fisik sedangkan secara hati dan perasaan sosial selalu dekat dan memiliki rasa yang sama antar setiap warga negara Indonesia.
Meski apapun strategi yang dijalankan kini corona yang mendunia sudah berdampak luas. Tidak hanya terhadap kesehatan manusia namun sudah merambat ke persoalan ekonomi bahkan telah membuat psikologi masyarakat (psikososial) terganggu.