Diantara perbuatan yang dilarang pada saat lebaran dan hari-hari lainnya adalah misalnya pesta mabuk, berzina, main judi, atau perbuatan-perbuatan maksiat lainnya. Semua itu dilarang karena dapat menyebabkan manusia kembali bergelimang dosa.
Bahkan umat muslim dilarang untuk merayakan lebaran seperti modelnya lebaran Qarun. Qarun adalah sepupu Musa, anak dari Yashar adik kandung Imran ayah Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan Yaqub, karena keduanya merupakan cucu dari Quhas putra Lewi.
Lewi bersaudara dengan Yusuf anak dari Yaqub, hanya berbeda ibu. Silsilah lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahit/Quhas bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.
Qarun dikenal sebagai orang yang sangat kaya. Kekayaannya membuat iri orang-orang Bani Israil. Karena kekayaannya itu pula, Qarun senantiasa memamerkan dirinya kepada khalayak ramai.
Bahkan, begitu banyak kekayaan yang dimilikinya, sampai-sampai anak kunci untuk menyimpan harta kekayaannya harus dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat. (Al-Qashash [28]: 76).
Nah jangan sampai kita berprilaku seperti Qarun yang suka memamerkan kemewahan dan kemegahan saat kita merayakan lebaran. Mentang-mentang memiliki mobil mewah, pakaian mahal, perhiasan yang banyak, lalu kita lupa diri. Sehingga membuat kita ujub dan sombong. Seakan kitalah paling hebat diantara manusia yang lain.
Konon Qarun ketika keluar rumah memamerkan harta kekayaannya, ia menggunakan pakaian yang sangat mewah, jumlah harta benda yang dibawanya harus diangkut oleh 60 ekor unta, dengan didampingi sebanyak 600 orang pelayan yang terdiri atas 300 laki-laki dan 3000 orang perempuan. Saat itu, Qarun juga dikawal sebanyak 4000 orang dan diiringi oleh sebanyak 4000 binatang yang ternak yang sehat.
Sehingga orang-orang menyaksikan betapa kehidupan dunia yang dapat melalaikan orang lain dari mengingat akhirat. Perbuatan pamer Qarun dapat pula menyebabkan orang lain sangat berkeinginan sebagaimana kekayaan yang dimiliki oleh Qarun. Akibatnya orang lupa pada tujuan hidup yang sebenarnya yaitu mencapai akhirat dengan predikat taqwa.
Tidak hanya model hari raya Qarun yang tidak boleh kita tiru, hari raya Abu Lahab (paman nabi) pun jangan sampai kita melakukannya. Abu Lahab dan beserta Abu Jahal mengadakan pesta besar-besaran ketika merayakan hari raya mereka. Menyajikan makanan-makanan mewah dan lezat, mengundang orang-orang hebat untuk menikmati pesta yang didalamnya disajikan minuman khamar, serta diiringi dengan tarian-tarian yanh dimainkan oleh perempuan-perempuan seksi.
Sementara anak yatim dan fakir miskin sangat dibenci oleh Abu Lahab dan kawan-kawannya. Mereka para fakir tidak diperbolehkan mendekati pesta Abu Lahab. Jangankan diizinkan untuk menikmati makanan, melewati depan rumahnya saja di larang.
Pesta mewah hari raya Abu Lahab dijaga ketat oleh para pengawal dan tentara. Setiap orang yang masuk diperiksa secara teliti oleh pengawal Abu Lahab.