Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Prevalensi Kanker di Indonesia, DI Yogyakarta Menempati Urutan Pertama

2 Juni 2019   15:02 Diperbarui: 2 Juni 2019   15:04 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hyatt People bersama dengan Eka, pimpinan YKAKJ dalam aksi dukungan terhadap pejuang kanker, bertajuk

Hidup sehat memang sudah menjadi kebutuhan dasar setiap warga negara. Setiap orang ingin hidup tanpa menderita berbagai penyakit, apalagi penyakit yang sangat mematikan seperti halnya kanker.

Namun siapa bisa menolak bilapun penyakit ganas itu datang dan hinggap ditubuh kita. Tidak ada yang bisa menolak selain berusaha mengobatinya. Begitulah yang dialami oleh Ibu Hj. Ani Yudhoyono, Arifin Ilham, Olga Syahputra, dan jutaan orang Indonesia.

Kanker kini telah menjadi penyakit yang sangat menakutkan bagi setiap orang. Sebab dalam banyak kasus penderita kanker sulit untuk dapat diselamatkan. Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian atau mencapai 53 persen. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.

Di Indonesia sendiri berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk.

Walaupun jumlah kasus kanker di Indonesia masih tidak setinggi negara-negara lain di Asia Tenggara atau hanya pada posisi ke-8, namun bila dilihat upaya penyelamatan, jumlah penderita kanker banyak yang meninggal dunia bahkan tidak sedikit pula yang baru diketahui setelah kanker mencapai stadium akhir.

Data dari Indonesian Cancer Information & Support Center (CISC) tahun 2018 menunjukkan kanker paru merupakan kanker pembunuh nomor satu dengan total 14 persen dari kematian karena kanker. Angka kematian karena kanker paru di Indonesia bahkan mencapai 88 persen.

Serangan kanker yang masif ini membuat WHO memprediksi kanker bakal menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia pada akhir abad ini. Kanker bakal menjadi penghalang terbesar bagi manusia untuk meningkatkan angka harapan hidup.
Hasil laporan ini didapat setelah peneliti menganalisis data dari 185 negara di dunia dengan melihat lebih dalam pada 36 jenis kanker.

Ini patut menjadi perhatian masyarakat dan terutama pemerintah untuk menyusun langkah-langkah konkrit penanganan kanker di Indonesia baik upaya pencegahan maupun tindakan pengobatan. Sebagaimana kita tahu bahwa biaya pengobatan kanker sangat mahal sedangkan penderita kanker di Indonesia termasuk dialami oleh orang-orang miskin.

Saya sendiri pernah mengalami bagaimana susahnya menyelamatkan ibu mertua dari serangan penyakit mematikan tersebut. Berbagai upaya medis kami ikuti dan jalankan sampai terakhir melalui tindakan kemoterapi.

Ibu mertua saya waktu itu divonis oleh dokter dengan kanker rahim. Beliau berusia 49 tahun waktu itu, usia yang belum terlalu tua namun karena orang kampung sehingga tidak terlihat sangat cantik seperti halnya orang-orang kota yang modis-modis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun