Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

14 Hari Melewati Ramadan, Sudahkah Evaluasi Puasamu?

20 Mei 2019   04:49 Diperbarui: 20 Mei 2019   04:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: fimela.com

Ulat ketika ingin (insting) berpuasa maka ia membalut dirinya dengan namanya kepompong. Ada fase menjadi kepompong dalam siklus hidup Ulat sebelum ia berubah menjadi seekor kupu-kupu yang menarik. Banyak yang menyebut seharusnya puasa Ramadhan adalah puasa yang menyerupai puasa ulat.

Karena ketika masa berpuasa telah usai, dia tidak lagi bernama Ulat yang menjijikkan dan tidak ada yang mau menyentuhnya serta keberadaannya merugikan pohon. Dulunya dimana dia menempel maka akan membuat pohon itu mati. Namun semua itu berubah mana kala selesai menjalani puasa.

Di fase ini perilaku yang sebelumnya rakus, tak tahu malu dan merugikan orang lain mulai terkikis perlahan. Yang ada kemudian adalah sebuah mahluk baru bernama kupu-kupu yang cantik. Allah anugerahkan dua sayap yang dapat membuat ia bebas terbang kemana saja. Bahkan dimana dia hinggap justru dapat membantu penyerbukan dan pembuahan pohon-pohon.

Hendaknya begitulah puasa kita. Jadilah puasa kita seperti halnya puasa Ulat. Setelah ramadhan berlalu, kita harus berubah menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi orang-orang yang berperilaku taqwa sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-baqarah 183 di atas.

Peduli pada tetangga

Marilah kita saat ini jadi lebih peka dengan tetangga kita. Jangan biarkan tetangga kita lebih menderita dari sebelumnya disaat bulan ramadhan tiba. Tidak boleh kita biarkan tetangga kelaparan di bulan ramadhan karena tidak bisa sahur dan berbuka sebab tidak ada makanan.

Padahal kita sebagai orang kaya setiap harinya selalu memasak makanan enak yang harum aroma dan asapnya selalu memasuki celah-celah pintu dan jendela rumah mereka.

Antarkanlah makanan apapun yang kita masak kepada mereka menjelang berbuka puasa. Ketuklah pintu-pintu rumah kaum fakir miskin, kirimlah semangkok kuah atau makanan buat keluarga mereka untuk berbuka.

Jika ini dilakukan maka kita akan memperoleh pahala puasa yang sama dan mengalir kepada kita. Dan mereka pun seumur hidup akan mengingat kebaikan-kebaikan yang kita lakukan tersebut.

Dengan demikian, itulah makna berpuasa dan pendidikan ramadhan yang kita peroleh. Paska Ramadhan hendaknya kita semua telah menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulai, memiliki hubungan baik dengan Allah juga tetangga. Semoga dengan itu kita akan dimasukkan dalam surgaNya Allah kelak. Amiinn... Wallahua'alam (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun