Maka bila dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang berpuasa di negara eropa yang memiliki waktu siang lebih panjang hingga 20 jam (artinya hanya memiliki 4 jam saja saat untuk berbuka, tarawih, sahur, shalat subuh lalu berpuasa kembali) namun mereka mampu istiqamah dan dapat menuntaskan puasa mereka kepada Allah dengan sempurna.
Lalu mengapa kita yang hanya sampai 13 jam saja namun tidak mampu istiqamah dan menuntaskan puasa kita kepada Allah dengan baik dan sempurna?
Sementara ada orang yang berpuasa di negara-negara yang sangat sulit bagi mereka untuk menjaga pandangan dan tersedia makanan di mana saja tanpa ada warung yang ditutup, namun mereka dapat menyelesaikan puasa mereka kepada Allah dengan tuntas dan sempurna.
Lalu mengapa kita yang hidup di daerah paling bersyariat di Indonesia di mana tidak ada warung kopi dan kedai makanan yang buka, perempuan-perempuan dan laki-laki yang tidak membuka aurat mereka tapi kita tidak mampu istiqamah dan berpuasa secara sempurna kepada Allah Subhanahu Wata'aala?
Disisi lain puasa kita yang lakukan hanya 29 hari atau sebulan saja, sangat jauh berbeda bila kita bandingkan dengan puasanya Nabi Daud, berpuasa selang seling setiap hari, atau setengah tahun berpuasa dan setengah tahun tidak, tetapi beliau dan umatnya bisa istiqamah? Mengapa kita tidak?
Dan apabila kita ingin lihat lebih jauh lagi ternyata puasa bukan hanya dilakukan oleh manusia yang konon telah Allah anugerahkan akal dan kemampuan berpikir, bahkan binatang yang tidak diberikan akal pun ternyata mereka melakukan puasa. Karenanya jangan sampai puasa binatang lebih baik daripada puasa kita sebagai manusia.
Diantara binatang yang melakukan puasa adalah Beruang, hewan ini mampu berpuasa selama musim dingin, atau apa yang disebut dengan hibernasi. Kondisi alam yang ekstrimlah yang kemudian memaksa Beruang untuk berpuasa. Beruang akan melakukan puasa dalam jangka waktu yang lama (6-8 bulan) untuk menghadapi musim dingin dan baru terbangun ketika musim dingin usai dan mencari makanan karena lapar.
Binatang lain yang juga melakukan puasa adalah Ular. Ular melakukan puasa secara berkala. Hewan melata ini dalam waktu tertentu akan melakukan puasa setelah terlebih dahulu mempersiapkan cadangan makanan di perutnya, misalnya makan anak kambing satu ekor.
Puasa yang dilakukan ular bertujuan untuk meningkatkan suhu badan hingga beberapa derajat di atas normal guna melakukan pergantian kulit baru. Jadi tujuan puasa yang dilakukan ular adalah untuk melakukan pergantian kulit.
Baik Beruang maupun Ular tidak ada yang berubah setelah mereka berpuasa, tubuh mereka masih sama, kulitnya juga masih tetap sama, perilaku dan sifat juga tidak ada yang berubah, bahkan namanya juga masih tetap Ular Atau Beruang. Mereka berpuasa hanya untuk kebutuhan fisiknya saja. Sebab itu jangan sampai puasa kita lebih buruk dari puasa Beruang dan Ular.
Hewan yang ketiga juga melakukan puasa adalah Ulat, hewan ini tergolong menjijikkan. Binatang kecil dengan warna agak hijau atau kehitam-hitaman. Jalannya pun selangkah demi selangkah, se-centi demi centi. Ketika ia hinggap pada sebatang pohon dia akan memakan daun pohon tersebut hingga pohon itu kemudian mati karenanya.