Manusia sebagai hamba tentu harus menyadari bahwa tujuan penciptaan dirinya adalah semata-mata untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah Swt. Mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan Yang Wajib disembah.
Fitrah kedua; manusia adalah hamba yang taat ketika diperintahkan untuk sujud. Sujud bermakna bahwa tidak ada lagi yang lebih tinggi selain Tuhan semesta alam. Tidak mau sujud berarti sombong.
Sifat sombong karena tidak mau sujud pernah dilakukan oleh iblis laknatullah ketika ia diperintah sujud kepada Adam As namun ia enggan bahkan menentang Allah dengan mengatakan dirinya lebih mulia daripada Adam karena perbedaan pada penciptaannya. Kemudian Allah pun murka dan menggolongkan iblis sebagai golongan kafir.
Nah maka hadirnya ramadan adalah untuk mengembalikan manusia kepada fitrah aslinya. Itulah hakikat perintah pelaksanaan puasa dibulan ramadan. Sehingga manusia menemukan dalam dirinya sifat-sifat sebagai hamba Allah yang senantiasa selalu sujud dan beribadah kepada Nya.
Barangkali kita tidak usah terpengaruh dengan hiruk pikuk situasi politik saat ini. Akan lebih baik kita fokus beribadah dan menyerahkan segala persoalan tersebut kepada Allah, biar Dia saja yang menyelesaikan masalah itu. Namun begitu kita harus berikhtiar agar pertolongan Allah segera datang.
Pada akhir tausiyahnya, Tgk Baharuddin kembali mengingatkan bahwa kekuasaan Allah itu tidak ada batasnya. Semua makhluk ciptaanNya tunduk pada perintahNya. Lihatlah bagaimana api yang membakar namun justru menjadi dingin mana kala raja yang jahat melemparkan Ibrahim As dalam api yang membara tersebut dan Ibrahim pun tidak terbakar karenanya.
Nah kemudian apakah orang yang mengaku memiliki tuhan masih berani berbuat berbagai kecurangan? Kejahatan? Dan tidak mau sujud? Jika iya, maka patut dipertanyakan pengakuan tersebut.
Oleh sebab itu jadikanlah bulan ramadan dengan segala kelebihan dan keagungan didalamnya sebagai media pendidikan dan pembelajaran bagi kita. Yang pasti dihadirkan ramadhan adalah untuk mengembalikan kesucian manusia yang tidak memiliki dosa pada asal penciptaannya. Hingga kita bertakbir pada hari kemenangan yaitu saat Idul Fitri.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H