Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Sebut Meski Dicurangi akan Tetap Menang dan BPN yang Buka-bukaan

22 April 2019   23:43 Diperbarui: 23 April 2019   00:01 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto sujud syukur | detiknews.com

"DPT bermasalah ternyata menjadi kenyataan. Para pemilih hantu muncul. Sebagai contoh, seorang ibu bernama Tri Susanti dari Surabaya, mendapati ada lima pemilih hantu menggunakan alamat rumahnya dan lima pemilih hantu tersebut ada dalam DPT."  kata Juru Bicara Tim IT BPN Prabowo-Sandi, Agus Muhammad Maksum.

Belum lagi sikap KPU yang sangat pro kepada salah satu capres. Jika diperhatikan beberapa hari ini, laman KPU terlihat cenderung mempertahankan keunggulan Jokowi-Ma'ruf di kisaran 54 persen. Padahal, banyak sekali data bagi KPU untuk menginput data yang menunjukkan Prabowo-Sandi menang di banyak TPS.

Dan jika dicermati lagi memang inilah pemilu pertama kali sejak reformasi yang paling kacau, paling rumit, paling kompleks, dan paling tinggi kecurangannya. Saat pemilu 2014 lalu meskipun ada juga masalah tetapi tidak seperti sekarang ini. Jadi ini perlu evaluasi.

Bahkan kita masih ingat bagaimana SBY menyiapkan masa transisi dengan baik bagi pergantian presiden yang baru. Waktu itu Jokowi diterima dengan baik oleh SBY di istana. Bila kita bandingkan, maka sebetulnya kita telah mengalami kemunduran dalam berdemokrasi.

Pun demikian kita patut berterima kasih kepada pejuang pemilu dan pahlawan demokrasi kita yang banyak gugur dalam menjalankan tugas. Dan tidak sedikit pula yang jatuh sakit karena bekerja tanpa henti sejak penyeleggaraan pemilu berlangsung. Justru yang harus dikutuk adalah mereka yang melakukan kecurangan dalam pemilu baik secara individu maupun institusi. Karena merekalah para pengkhianat bangsa. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun