Tentu saja saya komplain, sampai saya bersikeras di TPS hanya untuk mengembalikan hak pilih saya. Untuk kasus ini pihak pengawas yang ada di TPS sempat merekam perdebatan saya dengan petugas TPS. Meskipun akhirnya hak pilih saya selamat namun tetap saja saya sangat kecewa dan menyesalkan kejadian ini.
Itu fakta yang saya alami yang sendiri bukan pengalaman orang lain. Sekarang coba bayangkan jika saya menerima begitu saja dan tidak mau membela hak saya. Pasti saya termasuk dari jutaan warga lain yang mengalami nasib yang sama.
Sebagai rakyat Indonesia saya sangat sedih dan berduka, bukan karena siapa menang atau kalah, tetapi karena praktis curang dan culas pada pemilu 2019 ternyata masif terjadi dan merata. Hanya mungkin kecurangan yang terungkap tidak terpublis semuanya. Semoga pihak Bawaslu dapat menindaklanjuti setiap laporan yang masuk.
Saya masih yakin bahwa legitimasi kemenangan mesti didapatkan dengan cara-cara yang jujur sebagai ciri khas karekter pemimpin rakyat (bila mengklaim dirinya begitu), bukan dengan cara mencurangi dan menghalalkan segala cara.
Sekali lagi kita masih menunggu hasil perhitungan KPU sebagai hasil yang rill atau faktual sesuai dengan jumlah surat suara yang masuk sebagai penentuan perolehan suara pemilu 2019. Adapun daerah-daerah yang TPS kemarin belum dilakukan pencoblosan agar dapat melakukan pemungutan suara ulang oleh KPU.
Sebagaimana diakui banyak pihak bahwa pemilu 2019 memang sangat kompleks. Bahkan negara lain menyebut Indonesia melaksanakan pemilu terbesar di dunia. Selain dilakukan serentak, kompleksitas pemilu kali ini juga disebabkan karena penggabungan pilpres dan pileg mulai dari pemilihan anggota legislatif tingkat rendah (DPRK) sampai anggota DPR RI.
Sehingga dengan demikian KPU bisa dapat menyiapkan diri secara lebih baik. Mengingat begitu kompleksitas dan rumitnya proses pemilu yang akan dilaksanakan. Tetapi nyatanya rakyat harus menelan kekecewaan akibat dari kurang profesionalnya KPU dalam bekerja.
Pun begitu, apresiasi juga patut kita berikan atas segala upaya yang telah dilakukan, walau belum menghasilkan pemilu yang berkualitas, integritas apalagi. Tentu sekecil apapun usaha harus kita hargai. Selamat menantikan pemimpin baru, Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H