Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pak Prabowo Subianto, Anda Terlalu Jujur untuk Indonesia

15 April 2019   16:06 Diperbarui: 15 April 2019   16:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto | foto Alex Palit, tribunnews.com

Saya termasuk orang yang sulit memuji orang lain, bukan karena benci tapi saya orangnya agak malas berbasa-basi. Apalagi jika memuji untuk mengharapkan sesuatu semisal dapat imbalan. Bahkan untuk memuji sekedar menyenangkan hati orang yang dipuji pun saya enggan. Karena pujian yang seperti itu biasanya tidak tulus atau justru tidak sesusai fakta.

Zaman sekarang banyak loh yang memuji karena ada maunya. Misalnya orang memuji atasan mereka biar dapat jabatan, hal-hal yang tidak bagus dikatakan bagus biar atasan senang. Padahal sesungguhnya yang dipuji cenderung mengada-ngada. Menurut saya itu malah kebohongan.

Saya melihat Prabowo Subianto sebagai orang jujur. Memang saya belum pernah bertemu secara langsung apalagi berteman dengan beliau. Namun setiap kali saya perhatikan beliau bicara, semua yang ia katakan benar adanya. Dan dia menjelaskan mengalir begitu saja.

Ketika Prabowo Subianto bicara tentang kebocoran pendapatan negara, semua orang meragukan bahkan ada yang mentertawakannya tapi seiring berjalannya waktu apa yang ia katakan mulai terlihat kebenaran-kebenaran. Baru kemudian orang menyadari bahwa Prabowo ternyata tidak bohong.

Lalu saat dia mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah mencapai stadium 4 atau dalam bahasa medis merupakan penyakit level menuju kubur. Ketika itu semua orang pun geli dan tertawa terkekeh-kekeh mendengar pidato Prabowo di Singapura itu.

Kemudian tidak lama setelah Prabowo Subianto berkata seperti itu, rakyat Indonesia dikagetkan oleh penangkapan sejumlah pejabat dekat Pak Jokowi oleh KPK dalam operasi tangkap tangan. Bahkan yang anehnya, Ketua Umum berlambang Ka'bah terlibat praktik jual beli jabatan. Sungguh memalukan.

Tidak sampai hanya ketua partai saja, termasuk Manteri Pemuda dan Olah raga yang juga dari partai ulama ternyata juga kecipratan dana haram hasil perampokan uang rakyat bersama pengurus KONI Pusat. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung, 8 milyar rupiah!

Padahal sebelumnya menteri yang namanya hampir mirip dengan penyanyi dangdut Imam S. Arifin itu begitu diagung-agungkan karena baru saja suskes membuat Jokowi dan rakyat Indonesia bangga dengan prestasi olah raga setingkat Asian Games. Namun ternyata dibalik itu beliau juga jago mengatur soal "bagi-bagi" dana.

Jujur saya tidak mengenal lebih dalam tentang Prabowo Subianto, tapi rasanya apa yang ia katakan selama ini ke publik hampir seluruhnya benar dan terbukti. Ia seperti dapat melihat secara jelas orang-orang yang berkhianat terhadap bangsanya sendiri. Mereka-mereka yang "menjual" negara ini demi keuntungan kelompok mereka sendiri.

Dan yang paling membuat saya kaget mana kala ia katakan "saya lebih TNI dari TNI", dalam acara debat capres. Wah, saya benar-benar terperanjat sampai berhenti detak jantung ini dalam beberapa saat. Otak saya berputar mencari tahu apa maksud Prabowo Subianto dengan ucapannya itu. Benar-benar pernyataan diluar dugaan saya.

Lalu beberapa hari setelah debat itu berlalu, saya pun seperti biasa suka browsing dan baca-baca berita. Mungkin karena Tuhan ingin menujukkan pencerahan kepada saya. Dengan cepat saya membaca sebuah berita yang dapat dipercaya kebenarannya, disana dijelaskan kalau di negara ini masih ada jenderal yang tidak loyal kepada bangsa dan negaranya.

Nah mungkin inilah dalilnya, saya mulai mengaitkan apa yang sebelumnya dikatakan Prabowo Subianto. Dan terang saja, saya kemudian mengurai lebih jauh sebuah artikel tersebut dan sampailah pada kesimpulan ternyata Prabowo Subianto berkata benar, bahwa tidak semuanya benar seperti yang terlihat oleh mata kita.

Sekarang ini keyakinan saya pada Prabowo Subianto sebagai orang yang jujur semakin mantap. Saya suka melihat orang apa adanya tanpa berlebihan, tidak perlu pura-pura baik, pura-pura peduli, pura-pura pintar, pura-pura hebat apalagi jika semua itu berharap akan dipuji oleh orang lain.

Prabowo Subianto di mata saya sebagai pria yang hebat. Ia termasuk dalam kategori pria sejati. Tidak suka pencitraan palsu. Mohon maaf ini bukan kata rakyat Indonesia tapi kata saya, "Prabowo Subianto setia meskipun sudah terpisah dengan mantan istrinya". Jarang loh ada pria yang tidak mau menikah dalam waktu begitu lama padahal ia masih muda dan memiliki banyak harta.

Bagi saya itu pertanda Prabowo Subianto masih menjaga cintanya pada mantan istrinya. Ia menghargai kesetiaan sampai tidak menikah dengan wanita lain mana pun. Untuk ini saya sangat salut sama capres 02 itu, hebat bapak.

Justru sekarang saya mulai ragu terhadap orang-orang yang mengatakan Pak Prabowo Subianto sebagai pelaku utama terlibat pada peristiwa Semanggi, saya juga tidak percaya kalau Prabowo Subianto punya niat mengkudeta pemeritahan Soeharto yang saat itu Wiranto sebagai Menhankam/Pangab.

Alibi itu telah menguatkan keyakinan saya kalau Prabowo Subianto adalah korban dari permainan licik para jenderal. Meskipun Wiranto juga punya kans untuk mengambil alih kekuasaan Soeharto. Artinya Prabowo Subianto menjadi tertuduh atas kegagalan sistem orde baru pada akhir masa pemerintahan.

Oleh karena itu saya merasa paling beruntung bisa mendapatkan kesempatan menyaksikan Prabowo Subianto tampil pada acara debat capres 2019. Dari sana saya bisa mencoba mempelajari sekaligus menyandingkan pandangan saya terhadap Prabowo Subianto ketika melihat dan mendengarkan apa yang ia bicarakan.

Mungkin bagi seorang akademis, model bicara Prabowo Subianto saat di panggung debat tidak terlalu pas. Apalagi bila ditinjau dari segi sistematika, walaupun tidak dapat dikatakan baik tapi bagi saya hal itu tidak terlalu buruk. Prabowo Subianto justru mampu mengutarakan poin-poin penting secara total atau powerful. Stressing-nya jelas dan mengesankan.

Dengan seperti itulah sebenarnya saya ingin katakan jika Prabowo Subianto terlalu jujur dalam mengungkapkan sebuah fakta. Ia seperti tidak tahu bahwa bicaranya itu akan menyinggung lawan politiknya yang memang tidak suka hal itu diungkapkan. Bagi saya, hal itu heran saja mengapa Prabowo Subianto bagi dirinya lebih baik menerima caci maki daripada mengunci mulutnya dan bicara yang manis-manis saja.

Padahal jika Prabowo Subianto mau bersikap lebih lunak dan menjadi anak yang manis mungkin pujian akan banyak yang datang. Tidak banyak yang membencinya seperti sekarang ini. Tapi bagi Prabowo Subianto harga diri bangsa lebih penting dari dirinya sendiri.

Maka patutlah kita berikan apresiasi bagi Prabowo Subianto atas kejujurannya tersebut. Sampai-sampai Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menghargai Pak Prabowo karena kejujurannya.

"Prabowo akan mengatakan hebat, bila dia anggap hal baik telah dilakukan. dia puji Pak Jokowi, termasuk terakhir kali pernyataannya itu jujur, bahwa memang dia punya (lahan yang disebut Jokowi)," ujar JK, kepada awak media yang hadir.

Oleh karena itu sangat disayangkan bila ada orang yang justru memutarbalikkan fakta dengan menuding Prabowo Subianto sebagai "raja hoaks", saya rasa itu tindakan dan strategi PKI untuk memecah belah bangsa dan NKRI. Itulah yang mesti kita waspadai, Prabowo Subianto seorang nasionalis, patriotisme, dan tidak membenci agama. Ia menentang liberalisme masif dan menolak imperialisme. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun