Persaingan kualitas sumber daya manusia (SDM) di pasar kerja baik lokal, nasional dan internasional terus meningkat seiring dengan pemberlakukan pasar bebas khususnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan atau peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard skill, soft skill) yang semakin tinggi.
Kondisi tersebut telah memaksa sistem pendidikan kita untuk melakukan perubahan-perubahan secara radikal dan fundamental. Peningkatan kualitas SDM Indonesia mutlak dilakukan sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi sebagai manifestasi perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan pembinaan mahasiswa, pemerintah melalui Kemenristek Dikti telah meluncurkan satu program yang mendorong mahasiswa Indonesia untuk maju.
Salah satu usaha pembinaan tersebut adalah melalui kompetisi debat, yang telah dirumuskan dalam National University Debating Championship (NUDC) dan saat ini proses seleksi sedang berlangsung di setiap wilayah di Indonesia.
Mahasiswa Politeknik Kutaraja sebagai bagian dari mahasiswa Indonesia yang turut dibina oleh Kemenristek Dikti ikut ambil bagian dalam program debat bahasa Inggris yang berlangsung  selama 3 hari sejak 8-10 April 2019 di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh.
Kepala LLDIKTI 13 Aceh yang diwakili oleh Dr. Muhammad Ilham Maulana, ST.,M.T. dalam pembukaannya mengatakan pihaknya mengharap agar seleksi NUDC tingkat wilayah ini dilakukan sebaik mungkin guna menggali potensi dan kreativitas mahasiswa yang ada di seluruh perguruan tinggi (PTN/PTS). Sehingga mahasiswa di Aceh memiliki kemampuan debat dalam bahasa Inggris dalam rangka meningkatkan daya saing ditingkat lebih tinggi.
Ilham Maulana bahkan mendorong agar tim perwakilan Aceh ditingkat nasional nantinya bisa masuk rangking 10 besar. Oleh karena itu mahasiswa Aceh perlu berupaya dan berjuang keras agar sukses mencapai target tersebut pada even besar ini yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 mendatang.
Sebagai diketahui bahwa kegiatan debat telah lama menjadi kebutuhan dunia akademik mahasiswa. Tuntutan kompetensi penguasaan pengetahuan dan wawasan global menjadi salah satu alasan mengapa debat perlu menjadi bagian akademik mahasiswa.
Di saat negara-negara berkembang mewajibkan muatan debat ke dalam kurikulum pendidikan mereka, Indonesia perlu terus menjadikan debat sebagai bagian kajian akademik, dalam bentuk apapun. Dan itulah yang menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan debat ini.
Sebagai kampus baru, Politeknik Kutaraja mengirimkan 2 tim pada kagiatan debat tahun ini. Untuk tim debat bahasa Inggris atau NUDC diwakili oleh Mauliana Safitri (Prodi Manajemen Keuangan Sektor Publik), Retno Riski Andini (Prodi Analis Keuangan), dan Fahira Dayana (Prodi Manajemen Keuangan Sektor Publik).
Kegiatan debat menuntut mahasiswa tidak hanya mampu mengungkapkan ide dalam bahasa Inggris, tetapi juga menuntut mahasiswa mampu menguasai pengetahuan global, menganalisis, membuat judgement, dan meyakinkan publik.Â
Di dalam debat, mahasiswa akan dihadapkan persoalan-persoalan nyata yang dihadapi suatu masyarakat atau bangsa. Mahasiswa harus mampu berposisi dan meyakinkan publik bahwa posisi mereka benar dan tepat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H