Mungkin masih banyak hal lain yang menarik dipelajari dari seorang Irwandi Yusuf. Selain memiliki karakter yang sangat kuat dan dekat dengan rakyat. Irwandi Yusuf tergolong memiliki watak yang keras dan suka berbicara blak-blakan (lagee crah meunan beukah). Pun demikian namanya manusia pasti pernah berbuat salah dan banyak khilafnya.
Namun kini nasibnya berbeda. Tidak ada yang menyangka jika sosok Irwandi Yusuf yang dikenal anti fee proyek justru terjerat kasus korupsi dan tertangkap tangan melalui OTT KPK. Rakyat Aceh hampir tidak mempercayai apa yang mereka dengar dan lihat si televisi. Irwandi Yusuf terpaksa berurusan dengan badan anti korupsi tersebut.
Dalam proses kasusnya Irwandi Yusuf dituduh telah menerima fee dari proyek Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA) yang akan dicairkan oleh pemerintah Aceh selaku pengelola DOKA. Namun tuduhan tersebut dibantah keras oleh Irwandi Yusuf bahkan ia menuding dirinya sengaja dihabisi karena ada oknum-oknum yang tidak menginginkannya dirinya.
Hari ini Selasa (2/4) Irwandi Yusuf menghadiri sidang pengadilan yang ke 18 kalinya. Dan pada sidang kali ini kesempatan dirinya untuk membacakan pembelaan (pledoi) atas kasus yang didakwakan. Irwandi Yusuf pun menyusun dan membaca sendiri nota pembelaan dirinya itu.
Dengan mengenakan kemeja batik cokelat tua dan celana hitam, Irwandi memulai nota pembelaannya dengan terlebih dahulu menyampaikan penghormatan kepada majelis hakim, kuasa hukum, jaksa, dan pengunjung sidang, serta wartawan yang meliput sidang tersebut.
Dalam nota pembelaan, Irwandi Yusuf membantah keras telah melakukan tindak pidana korupsi dan menerima fee yang bukan haknya. Segala bentuk keterangan yang diperoleh dalam persidangan menguatkan dirinya untuk mendapatkan vonis tidak bersalah atas tuduhan itu. Namun Irwandi Yusuf menyerahkan semuanya pada majelis hakim yang mulia untuk berlaku adil dan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada.
Dan pada akhir pembacaan pledoi Irwandi Yusuf menyampaikan kalimat penutup yang sangat menyentuh hati kami rakyat Aceh. Seakan-akan Irwandi sudah tidak kuat menghadapi segala bentuk cobaan dan ujian ini. Kalimatnya terasa begitu menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Lebih-lebih jika mereka memiliki hati nurani.
"Saya ingin pulang ke Aceh. Ibu saya sudah tua...." kata Irwandi Yusuf seraya mengakhiri nota pembelaan pribadinya yang disampaikan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (1/4) malam.
Tetap semangat Pak Gubernur dan rakyat Aceh selalu menantikan kepulangan Anda. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI