Bagi masyarakat Aceh sosok Irwandi Yusuf sangat fenomenal. Hampir seluruh rakyat Aceh mengenalnya, bukan hanya sebagai gubernur yang pernah memimpin Aceh bersama Muhammad Nazar, S.Ag. pada periode awal masa transisi Aceh dari konflik bersenjata ke masa damai yang ditandai dengan penandatanganan MoU Helsinki.
Tetapi jauh sebelumnya Irwandi Yusuf telah terlebih dulu menjadi sosok "pembela" rakyat Aceh dari dalam masa peperangan. Mungkin konflik yang paling lama yang pernah terjadi di daerah, Aceh tergolong berkepanjangan. Dari catatan sejarah konflik Aceh dimulai sejak tahun 1975 atau selama 30 tahun lalu lebih.
Irwandi Yusuf atau dikenal dengan nama sebutan Tgk Agam oleh kalangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) diketahui memiliki peran strategis dalam menjembatani perdamaian antara GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia. Pada posisinya sebagai juru bicara, Irwandi Yusuf banyak menulis berbagai naskah pers yang dikirimkam ke berbagai media.
Konon Irwandi Yusuf menguasai bahasa Inggris dengan baik sehingga memperkuat perannya sebagai ahli komunikasi. Bahkan tak jarang pula Irwandi Yusuf disinyalir memiliki kemampuan yang luar biasa dalam strategi propaganda. Karena itu ia sering "menyelamatkan" muka GAM dan rakyat Aceh dari berbagai tuduhan.
Atas jasa-jasanya itu kemudian Irwandi Yusuf mendapatkan tempat di hati rakyat Aceh, maka tidak heran ketika ia maju mencalonkan diri sebagai Cagub-Cawagub Aceh bersama Muhammad Nazar, S. Ag (aktivis) periode 2007-2012 langsung mendapatkan sambutan masyarakat.
Selama Irwandi Yusuf memimpin sebagai Gubernur Aceh sudah banyak prestasi yang berhasil dikerjakan. Program kerja pemerintahannya menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Aceh. Misalnya masalah rumah kaum dhuafa, kesehatan, dan biaya pendidikan anak yatim dan fakir miskin menjadi prioritas.
Pada periode pertama menjabat gubernur, Irwandi Yusuf suskes membangun sekitar 96.000 rumah bagi kaum dhuafa dan fakir miskin termasuk rumah bagi korban konflik. Bahkan menurut Irwandi, banyak program unggulan yang dihasilkan dan jadi inspirasi di tingkat nasional.
Dalam pembangunan berwawasan lingkungan Irwandi Yusuf juga berani membuat kebijakan moratorium penebangan hutan dan penambangan. Meskipun kebijakan tersebut mendapat perlawanan dari kalangan GAM dan aparat keamanan sendiri karena disinyalir mengancam bisnis gelap kayu illegal yang selama ini dinikmati oleh banyak kalangan.
Selanjutnya, pada 2009, Irwandi Yusuf meluncurkan jaminan kesehatan yang menangani semua penyakit, dan menanggung biaya pengobatan masyarakat sampai sembuh atau lebih populer dengan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), yang kemudian diadopsi oleh pemerintah pusat menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ketika program-program pro rakyat tersebut diluncurkan oleh Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar, rakyat Aceh seperti mendapatkan berkah yang luar biasa. Bagaimana tidak, setelah hampir 32 tahun Aceh dililit konflik dan dengan tingkat kemiskinan yang sangat parah, rakyat Aceh oleh Irwandi Yusuf diberikan berbagai macam bantuan dan kemudahan agar dapat hidup sejahtera dan keluar dari kondisi buruk.
Maka tidak salah jika kemudian Irwandi Yusuf ditempatkan sebagai pahlawan bagi rakyat Aceh. Karena ditangannyalah berbagai kebijakan pro rakyat lahir. Sehingga pada periode pertama ia memimpin berhasil menurunkan angka kemiskinan mencapai 17, 8 persen pada tahun 2012.