Setelah beberapa hari, dara baro meminta izin pada mertuanya untuk kembali ke rumah mereka bersama suami. Dan biasanya pada saat mau pulang itu ibu suaminya memberikan kenang-kenangan seperti seperangkat alat masak, seperangkat alat-alat makan dan minum, seekor sapi atau kerbau betina untuk dipelihara, dan beberapa barang perhiasan.
Selanjutnya pasangan suami istri tersebut memulai hidup baru. Dalam saat-saat sebagai pengantin baru, mereka harus berkunjung memperkenalkan diri kepada famili mereka, terutama bila ada sesuatu acara mereka wajib datang.
Pada saat berkunjung itu mereka diberikan uang (teumeutuek) sekedarnya. Kalau berkunjung kepada keluarga pihak suami, maka teumeutuek diberikan kepada dara baro begitu sebaliknya.
Begitulah adat tueng dara baro masyarakat Pidie. Salah satu tradisi yang perlu dilestarikan dan bisa menjadi budaya Indonesia yang dapat dikenalkan kepada generasi muda sebagai generasi penerus. (*)
Cerita Foto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H