Tidak banyak orang yang mampu menangkap peluang bisnis, meskipun peluang tersebut lewat didepan matanya. Ketidakmampuan seseorang menangkap peluang bisnis yang ada dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya yang sangat penting adalah jeli melihat peluang pasar, dan mempunyai naluri bisnis yang kuat.
Bagi mereka yang sudah pernah bergelut dengan dunia bisnis, tentu saja sedikit banyak memiliki naluri dalam melihat peluang. Apalagi jika pengalamannya di dunia bisnis sudah cukup lama, maka dengan sangat mudah menangkap sebuah peluang usaha bahkan ia mampu pula menciptakan peluang usaha.
Menurut pakar bisnis yang sudah berpengalaman dalam menciptakan calon wirausaha, Ismail dari Politeknik Kutaraja, untuk menangkap sebuah bisnis yang bagus, seorang calon pebisnis terlebih dahulu mempelajari apa yang menjadi kebutuhan sasaran pasarnya.Â
Dengan memiliki informasi tentang jenis produk yang dibutuhkan oleh sebuah segmen, maka akan mudah bagi calon pebisnis menangkap peluang yang ada.
Misalnya, seperti yang dilakukan oleh Andri (22 tahun), seorang mahasiswa yang masih duduk di semester 6 Â di perguruan tinggi swasta di Aceh ini sukses membuka bisnis minyak rambut atau yang lebih tren sekarang adalah jenis pomade.
Namun karena dorongan orang tuanya dan kawan-kawan yang sangat positif, akhirnya segala bentuk keraguan yang ada dapat ia hilangkan secara perlahan-lahan. Andri mampu mengubah dari cara pandang pesimis menjadi optimis dan positif. Inilah langkah awal ketika ia mulai terjun menekuni bisnis pomade-nya.
Ketika niatnya untuk merealisasikan impian tersebut demikian kuat, maka Andri mulai mengambil langkah-langkah take action. Berbagai hal yang sudah direncanakan sebelumnya satu per satu mulai diwujudkan.Â
Tahap pertama yang ia lakukan adalah mencari tempat usaha yang strategis, mudah dijangkau oleh pasar, dan dengan harga sewa yang murah.
Setelah cari sana cari sini, akhirnya tempat usaha yang sesuai dengan kriteria pun berhasil didapatkan. Pas dipersimpangan dan dengan akses yang sangat mudah.
Dan yang lebih penting harga sewanya tidak terlalu mahal. Kemudian Andri pun mulai merancang desain layout tempat usahanya dengan sangat menarik sesuai dengan segmen pasar yang ia bidik.
Karena pasar sasarannya adalah remaja dan anak-anak muda berusia antara 15-30 tahun, maka gaya toko yang ia rancang disesuaikan dengan selera dan kebiasaan-kebiasaan para remaja dan anak-anak muda. Bahkan Andri menciptakan area pelayanan bagian depan tokonya sangat instagramable. Maklum anak-anak sekarang suka swafoto.