Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Indonesia Barokah dan Obor Rakyat, Biarkan Saja Karena Itu Barokah bagi Kecerdasan Rakyat

27 Januari 2019   07:07 Diperbarui: 27 Januari 2019   10:42 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabloid Indonesia Barokah vs Obor Rakyat. Sama-sama beredar jelang Pilpres, dikirim ke pesanteren dan DKM masjid. - Kolase Tribun Jabar (Kompas)

Beredarnya Tabloid Indonesia Barokah secara masif di sejumlah daerah, terutama di Jawa Barat dan sekitarnya telah mengingatkan publik pada tahun 2014 silam. Dimana masa itu berlangsung pemilu presiden paska berakhirnya masa kepemimpinan SBY-Boediono sebagai Presiden dan Wakil presiden Indonesia.

Pada pilpres 2014 salah satu pasangan capres cawapres yang ikut bertarung yaitu Prabowo Subianto-Hatta Radjasa, disisi lain ada pasangan Jokowi-Jk yang juga ikut bersaing. Namun pada akhirnya konstestasi tersebut dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Jk dan kemudian mereka dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2014-2019.

Tentu publik masih ingat saat itu ketika Tabloid Obor Rakyat beredar luas ditengah-tengah masyarakat. Beragam berita dan tulisan bersifat propaganda dimuat dan dibagikan hingga masuk ke masjid-masjid. Belakangan diketahui bahwa tabloid tersebut diedarkan untuk menggoyang Jokowi-Jk. Dan berdasarkan pengakuan La Nyalla, ia sendirilah yang mengedarkan tabloid tersebut.

Tabloid propaganda menyerang Jokowi kala itu diproses hukum, setelah 2 tahun 4 bulan kasus berjalan, sejumlah pimpinannya masuk penjara. Meskipun La Nyalla masih bebas sampai saat ini bahkan berbalik mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam ajang pilpres 2019.

Seakan tabloid propaganda tidak pernah mati. Kini justru seperti bermetaformosa bagai seekor ulat berubah menjadi kepompong, ia berganti kulit dan wujud. Meminjam kata-kata Kartini, "habis gelap terbitlah terang." Habis Obor Rakyat terbitlah Indonesia Barokah.

Isi, misi, dan tujuannya sama, jika Tabloid Obor Rakyat melakukan fitnah dan menyerang Jokowi-Jk. Maka tabloid Indonesia Barokah menyerang Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. Namun yang menjadi pertanyaannya, apakah ini ada hubungannya dengan La Nyalla?

Kemunculan tabloid Indonesia Barokah yang mencatut alamat redaksi fiktif yakni di Bekasi Provinsi Jawa Barat, terang-terangan menyebarkan isu yang meresahkan masyarakat. Bukan hanya tendensius menyerang pasangan capres 02, namun juga membawa simbol-simbol Islam sebagai alat legitimasi.

Meskipun tabloid Indonesia Barokah bisa digolongkan sebagai bentuk kampanye hitam, namun oleh Bawaslu dikatakan tabloid tersebut tidak mengandung unsur pidana Pemilu. Karenanya Bawaslu tidak akan membatasi peredarannya. Tetapi tetap diawasi karena untuk menjaga kenyamanan masyarakat.

Senada dengan kubu Jokowi, TKN tidak mempersoalkan beredarnya tabloid Indonesia Barokah. TKN memandang apa yang disajikan dalam tabloid tersebut merupakan fakta semua. Sehingga tidak ada alasan untuk dilarang. Bahkan Sekjen PDIP Hasto Kristianto menuding kubu sebelah kebakaran jenggot.

Barangkali logika TKN dan Hasto Kristianto bisa diterima. Dengan membiarkan tabloid ilegal itu beredar, maka akan mendidik masyarakat untuk memberikan penilaian. Karena elit pun sering berujar jika rakyat Indonesia kini tidak bodoh lagi, masyarakat sudah cerdas. Oleh karena tidak ada alasan untuk kuatir bahwa nanti masyarakat akan percaya pada tabloid abal-abal tersebut.

Justru yang patut dirisaukan adalah jangan sampai ini menjadi alat penggembosi bagi elektoral Jokowi-Ma'ruf, sebagaimana analisa Fahri Hamzah. "Saya khawatir kayak ada langkah penggembosan kepada Pak Jokowi gitu loh ya. Kok tiba-tiba modus yang dituduhkan kepada Pak Prabowo itu ada di Pak Jokowi semua gitu," kata Fahri di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat (25/1), CNN Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun