Menurut penuturan wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat (Humas) SMKN 5 Banda Aceh, Zulkarnaen, jika sekolahnya masih menggunakan gedung bekas SMK Penerbangan. Artinya SMKN 5 Telkom belum memiliki gedung sendiri.
"dari sisi minat siswa masuk ke SMK tiap tahun terjadi peningkatan, namun saat ini kami masih menggunakan segala fasilitas yang ada dan belum memiliki gedung sendiri". Kata Zulkarnaen.
Saat ini jumlah siswa yang menempuh pendidikan di sekolah ini mencapai 250 siswa. Mereka berasal dari berbagai daerah di Aceh. Apalagi SMKN 5 Telkom Banda Aceh memiliki program beasiswa daerah 3 T (Terluar, Terisolir dan Tertinggal). Dimana beasiswa ini berasal dari pemerintah pusat. Program ini sangat membantu siswa-siswi yang tergolong dalam ekonomi lemah dan berasal dari daerah tertinggal dalam melanjutkan pendidikan mereka.
Kendala lain yang saat ini dihadapi oleh SMKN 5 Telkom Aceh adalah kekurangan tenaga pengajar yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Dari total guru dan instruktur yang selama ini bekerja di sekolah tersebut, 70 persennya adalah guru honor. Mereka berasal dari kalangan praktisi dan profesional. Sedangkan sisanya PNS, yang hanya 30 persen saja. Sehingga biaya operasional sekolah sangat tinggi.
Oleh karena itu pihak sekolah sangat berharap ada perhatian pemerintah untuk membantu SMKN 5 Telkom jadi lebih baik, representatif, dan syukur-syukur menjadi sekolah SMK favorit. Dengan menyediakan laboratorium dan guru yang cukup dan berkualitas.
Jadi rasanya sangat disayangkan jika dengan prestasi yang ditorehkan oleh SMKN 5 Telkom selama ini namun pemerintah justru mengabaikannya. Terlebih kepada pemerintah daerah, sudah semestinya mengalokasikan anggaran pendidikan yang lebih besar untuk mengembangkan sekolah SMK dan membantu biaya operasional sekolah.
Dengan begitu generasi muda Aceh akan memiliki keahlian dan skill setelah menamatkan pendidikan di sekolah-sekolah kejuruan. Hal ini sangat penting mengingat Aceh masih menyandang daerah paling miskin di sumatera. Sangat ironi ditengah anggaran daerah yang cukup banyak namun kemiskinan juga meningkat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H