Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Praktik Korupsi Berpotensi Hambat Indonesia dalam Mencapai Target SDGs

20 Desember 2018   06:24 Diperbarui: 20 Desember 2018   06:32 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo bersama koleganya/dokumentasi inanews.cc

Akibatnya mereka harus mencari pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan. Maka tidak heran jika kita lihat PNS yang nyambi jadi driver ojek online, kerja paruh waktu, pedagang keliling, sampai nyambi sebagai pemulung. Pekerjaan ektra ini terpaksa mereka jalani demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka secara halal.

Namun ada oknum-oknum (banyak oknum) yang menempuh cara pintas, instan dan serba cepat. Ya, korupsi. Data membuktikan bahwa profesi yang paling tinggi saat ini melakukan korupsi adalah PNS. Kelompok ini menempati urutan pertama dalam daftar pelaku korupsi menurut klasifikasi profesi

Lalu bagaimana mengharapkan suksesnya pembangunan SDGs di Indonesia jika ujung tombak pelaksanaan program masih memiliki budaya korupsi tinggi? Saya kuatir program-program SDGs cenderung akan gagal. Padahal dunia internasional sangat mengharapkan Indonesia berhasil dalam implementasi SDGs dan dapat menjadi contoh bagi negara lain.

Meskipun Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah diterbitkan oleh Presiden Jokowi pada bulan Juli 2017 sebagai tonggak utama, yang menetapkan struktur dan mekanisme tata kelola SDGs nasional untuk perencanaan, penganggaran, pembiayaan, pemantauan dan pelaporan. Namun hal ini menjadi tidak berdaya guna. Jika aparatur pemerintah tidak membenahi tata kelola dan membersihkan diri dari praktik korupsi.

Baiklah sekarang mari kita lihat apa saja yang menjadi target MDGs. Ada 17 target keberhasilan dalam SDGs 2018 yang sudah dirancang yaitu;

1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana-mana.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi serta mempromosikan pertanian berkelanjutan.
3. Pastikan hidup sehat dan tingkatkan kesejahteraan untuk semua usia.
4. Pastikan pendidikan berkualitas dan adil dan mempromosikan peluang belajar seumur hidup untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan jender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
6. Pastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
7. Pastikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua.
8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur tangguh, Mempromosikan industri yang inklusif dan berkelanjutan dan mendorong inovasi.
10. Mengurangi ketidaksetaraan di dalam dan diantara negara-negara.
11. Membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
12. Pastikan konsumsi dan pola produksi yang berkelanjutan.
13. Ambil tindakan mendesak mengurangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Menghemat dan secara berkelanjutan menggunakan lautan, laut dan sumber daya laut untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Lindungi, pulihkan, dan promosikan pemanfaatan ekosistem darat secara berkelanjutan, kelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggunaan dan menghentikan serta membalikkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
16. Mempromosika masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua dan membangun lembaga yang efektif, bertanggung jawab dan inklusif.
17. Memperkuat secara implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Keputusan pemerintah menetapkan strategi pembangunan nasional yang mengacu kepada indikator SDGs memang selayaknya mendapatkan dukungan secara luas. Dengan dikeluarkannya PP 59/2017 tentang pelaksanaan SDGs menandakan bahwa pembangunan Indonesia telah memulai babak baru setelah melewati milenium development goals (MDGs) yang berakhir 2015, dua tahun lalu.

New paradigm ini mendapatkan dukungan kuat dunia Internasional, sehingga negara-negara yang mempromosikan SDGs akan mendapatkan bantuan pembiayaan dalam rangka pelaksanaan program. Karena negara-negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia, bantuan asing menurun dan anggaran nasional tidak cukup untuk mencapai SDGs. Karena kunci pencapaian SDGs sangat terletak pada diversifikasi arus keuangan dan investasi terbuka.

Selain itu untuk mencapai keberhasilan target tujuan pembangunan berkelanjutan. Pemerintah mesti menuangkan dan mengharmonisasikan konsep pembangunan nasional dengan SDGs yang mendasari pada kebutuhan dan kemampuan domestik.

Semua ide tersebut harus dirumuskan dalam rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang. Bahkan turunannya sampai ke pemerintah daerah. Ini penting untuk dilakukan agar program kerja menjadi terintegrasi.

Kunci sukses (key factor) lainnya yang sangat fundamental bagi SDGs adalah semangat kebersamaan, partisipasi, dan keterbukaan. Adanya dukungan politik, dan dukungan masyarakat secara terbuka akan mempermudah pencapaian target-target SDGs yang dijalankan pemerintah. Akan tetapi sekali lagi, semua itu tidak cukup hanya dengan modal konsep dan semangat namun memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun