Pada pertemuan tahunan World Economic Forum, Januari 2016 di Davos, Swiss, Revolusi Industri keempat menjadi fokus utama pembahasan dan perdebatan. Ada 3 (tiga) hal yang membedakan revolusi industri 4.0 dengan revolusi industri sebelumnya. Tiga hal tersebut menjadi dasar mengapa transformasi yang terjadi saat ini bukan merupakan perpanjangan dari revolusi digital, melainkan menjadi tranformasi baru (tersendiri).
Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dibanding sebelumnya. Dengan kecepatan ini terjadi terobosan baru pada era sekarang, pada skala eksponensial, bukan pada skala linaer.
Kedua, penurunan biaya produksi marginal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengosentrasikan beberapa bidang keilmuan yang terbukti meningkatkan output pekerjaan.
Transformasi dapat menyebabkan perubahan pada sebuah sistem produksi, manajemen, dan tata kelola sebuah lembaga.
Ketiga, revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di hampir semua negara di dunia. Cirinya, tranformasi terjadi di setiap bidang industri dan dapat berdampak secara menyeluruh di banyak tempat.
Seiiring dengan itu, para ahli pun berpendapat bahwa Revolusi Industri 4.0 dapat menaikkan pendapatan per kapita, memperbaiki kuaitas hidup, bahkan memperpanjang usia manusia (usia harapan hidup). Tentu kita sebagai orang yang bertuhan percaya bahwa hidup dan mati ada ditangan Nya.
Disisi lain penetrasi alat-alat elektronik, seperti HP yang harganya makin murah dan sudah sampai ke berbagai pelosok dunia, baik yang penduduknya mempunyai pendapatan tinggi maupun rendah.
Dengan realitas seperti itu, kita dapat bayangkan bahwa dalam bidang bisnis dan produksi, Revolusi Industri 4.0 akan meningkatkan efesiensi, terutama dalam bidang supply, logistik, dan telekomunikasi, di mana biaya keduanya akan terus menurun.
Pada masa ini teknologi intens menyentuh ranah pribadi, kesehatan, pola hidup, olah raga, mengelola investasi, mengatur keuangan, dsb-nya.
***