Orang yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan kemudahan dalam setiap kesusahan, dan memberikan jalan keluar dari setiap kesempatan, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya.
Nah itulah beberapa hal yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk mengisi semangat entrepreneurship 4.0 bagi bangsa Indonesia. Memang poin-poin diatas sangat erat dekat dengan islamic spirit.
Namun seorang sosiolog barat bernama Peter L. Bernstein pun mengakui kalau ajaran Islam memang mengandung etos yang menghargai kerja keras untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.
Ia mengatakan bahwa etos bisnis Islam bahkan lebih kuat dari ajaran mana pun, termasuk etika Protestan yang menjadi spirit kapitalisme di Eropa Barat, seperti yang ditulis oleh Max Waber.
Sehingga spritualpreneurship 4.0 menjadi salah satu ibadah dan mendapatkan ganjaran pahala disisi Tuhan karena ia menyumbang kepada sumber rezeki individu dan keluarga. Dengan memadukan kreativitas berpikir, teknologi dan spirit iman yang kuat, membuat kegiatan kewirausahaan sukses dunia dan akhirat.
Daya kreativitas dan inovasi bisa membuat seseorang berjuang untuk memanfaatkan seluruh kemampuannya. Maslow menggambarkan orang seperti ini sebagai orang yang mengaktualisasikan diri.Â
Orang yang mengaktualisasikan diri memiliki dorongan yang luar biasa hebat untuk menemukan berbagai peluang bagi dirinya sendiri, dan menyingkirkan hal-hal yang membatasinya. He Bex Model pun mengajarkan "creative or doe."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H