Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4.0 dalam Perspektif Entrepreneurs, Kreativitas Tanpa Batas dengan Spritualitas

25 November 2018   15:00 Diperbarui: 26 November 2018   11:43 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: digitalentrepreneur.id

"Pandangan baru selalu dicurigai dan biasanya ditentang, tanpa alasan lain karena belum terbukti". John Locke

Perubahan teknologi telah merubah segalanya. Teknologi telah memberikan andil besar terhadap perubahan perilaku manusia dewasa ini. Inilah era revolusi industri 4.0 yang mulai mempengaruhi perilaku semua orang. Tak terkecuali perilaku entrepreneur.

Lingkungan yang semakin dinamis memaksa sebagian besar manusia yang hidup di zaman ini untuk menyusuaikan diri. Perubahan cara berpikir menjadi kunci utama keberhasilan seseorang dalam mempertahankan eksistensi diri. Selain itu memandang perubahan itu sendiri sebagai sebuah tantangan baru yang dapat melahirkan berbagai peluang emas.

Kita sudah menyaksikan dan mengalami sendiri, perekonomian di Indonesia pernah mengalami masa sulit yang ditandai dengan kenaikan harga BBM, diikuti merangkaknya harga-harga bahan pokok lainnya. Ini menjadi peringatan bagi kita bahwa perubahan selalu ada disekitar kita, dan itu dapat terjadi kapan saja. Karenanya menuntut kita untuk dapat menyikapi segala perubahan itu dengan sikap yang positif.

Di era 4.0 lingkungan yang sangat kontras terlihat perubahan adalah pada perkembangan teknologi. Saat ini kustomisasi teknologi informasi kian mudah diciptakan. Tujuan penciptaan pun sangat bervariasi untuk beragam kepentingan. Jika dikaitkan dengan entrepreneur maka semua diarahkan pada kepentingan bisnis.

Entrepreneurship 4.0 memang agak berbeda dengan era-era sebelumnya. Dulu pada orde 1.0 entrepreneur lebih mengandalkan kerja keras, dalam arti do thing, pokoknya lakukan sesuatu saja. 

Pada masa itu (abad 17-18) entrepreneurship lebih mengedepankan konsep produksi. Bahkan pengusung teori entrepreneurship pada abad tersebut mengatakan 'entrepreneurship' sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Lalu beranjak ke entrepreneurship 2.0 pada era ini, semangat entrepreneurship lebih bertumpu pada motivasi hasil akhir. Bahkan para pengikut entrepreneur 2.0 ramai-ramai mengajak orang untuk menjadi kaya. 

Cara pandang serba instan sempat menjadi momok entrepreneurship 2.0. Anda mungkin masih ingat bagaimana best seller nya buku-buku Robert T. Kiyosaki dengan konsep bebas finansial yang ia kempanyekan.

Kemudian memasuki entrepreneurship 3.0 atau lebih dikenal dengan konsep human entrepreneur. Konsep entrepreneurship for humanity digagas oleh Presiden International Council for Small Business (ICSB) Ki-Chan Kim dari Korea Selatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun