Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Driver Ojol Juga Manusia, Lulusan Sarjana Lagi

22 November 2018   14:38 Diperbarui: 22 November 2018   14:57 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo Subianto lagi-lagi bikin suasana rada-rada panas. Kali ini dia angkat tema Ojek Online bisa disingkat Ojol. Gegara lidah Prabowo, hari ini ramai-ramai driver Ojol ngambek. Sebagian dari mereka off alias tidak mau menjalankan motornya. Sebagian yang lain bikin demo di dunia maya.

Berawal dari omongan Prabowo Subianto (Capres 02) "Saya sedih dengan realitas yang ada, seperti di meme yang ada di internet terkait jalan karier anak muda di Indonesia. Dari SD, SMP, SMA dan setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih, tapi itulah realitas," kata Prabowo, Rabu (21/11).

Kesedihan Prabowo tersebut ia ungkapkan saat berbicara pada acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Prabowo mengaku sedih dengan beredarnya meme yang menggambarkan masa depan anak bangsa yang hanya menjadi tukang ojek setelah lulus sekolah. Menurut dia, gambaran itu adalah realitas yang terjadi saat ini.

Perhatian mantan Danjen Kopassus ini terhadap pekerjaan driver Ojol patut dikritisi. Apa yang salah dengan profesi mereka? Lalu jika lulus sekolah kemudian bekerja secara mandiri dan pekerjaan itu halal? Apakah tidak boleh menjadi contoh yang baik? Mengapa perlu dikasihani, bukankah harusnya memberikan apresiasi karena ikut membantu negara?

Wah ternyata logika berpikir Prabowo Subianto tidak seperti itu. Ia melihat fenomena lain dibalik berduyun-duyunnya orang memilih bekerja sebagai Ojol. Bukan karena sebagai pemilik namun sebagai pekerja yang juga memodali diri sendiri. Dan yang menikmati untung besar adalah perusahaan aplikasi Ojol, bahkan mereka tidak perlu memberikan fasilitas apapun sebagaimana hak karyawan yang diatur dalam Undang-undang Ketenaga-kerjaan Indonesia.

Namun sayang, ucapan Prabowo Subianto telah menimbulkan reaksi dari paguyuban driver Ojol. Mereka mempertanyakan mengapa profesi seperti driver Ojol dianggap buruk oleh mantan suami Titiek Soeharto tersebut.

Ketua Garda (Gabungan Aksi Roda Dua) Indonesia Igun Wicaksono menyayangkan pernyataan Prabowo tersebut. Ia mempertanyakan apakah tukang ojek itu adalah profesi yang salah.

Memang aneh-aneh saja pernyataan Prabowo Subianto. Selain menyentil sana sini, kemudian bahan komunikasinya sering menyulut panas kuping yang mendengarkan. Misalnya tampang boyolali. Apakah gaya mantan militer jika berbicara memang seperti itu? Padahal alangkah lebih baik jika bahan dan cara komunikasi yang dimainkan lebih humanis dan tidak menimbulkan reaksi.

Namun dari kalimat Prabowo Subianto menurut saya ada yang tidak semua benar tentang lulusan para pekerja driver Ojol. Dibeberapa pangkalan yang saya tahu persis tempat mereka tempati, banyak juga driver Ojol yang sudah sarjana. 

Bahkan saya pernah menggunakan jasa Ojol yang drivernya lulusan Sarjana Keguruan, sarjana ekonomi dan macam-macam. Jadi jika Prabowo Subianto bilang hanya SD-SMP-SMA, maka kurang tepat. Sebab banyak juga yang mereka menyandang gelar sarjana.

Nah karena mereka gagal memperoleh pekerjaan yang relevan dengan tingkat pendidikannya, tidak salahkan jika memilih jadi driver Ojek. Namun kembali ke masing-masing individu. Prabowo hanya mengatakan rasa sedihnya. Tidak menghina apalagi melecehkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun