Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Vokasi, Kualitas Pendidikan dan Anggaran 2019

4 November 2018   20:46 Diperbarui: 5 November 2018   07:46 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi kunjungan ke Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional di Siemenstadt (18/4). (Foto: BPMI/Laily)

Pada era revolusi industri 4.0, kualitas SDM menjadi kunci daya saing negara-negara di dunia. Terutama SDM yang menguasai teknologi dan memiliki ketrampilan berstandar internasional.

Anggaran Kemristekdikti tahun 2019 sebesar Rp 41,264 triliun akan difokuskan untuk meningkatkan SDM melalui pendidikan di perguruan tinggi dan riset. Akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu didukung lewat beasiswa Bidikmisi bakal ditambah jumlahnya.

Pada tahun 2019, penerima beasiswa bidikmisi dari mahasiswa baru menjadi 120.000 orang dari sebelumnya 90.000 mahasiswa. Termasuk ada juga program beasiswa bagi mahasiswa di daerah 3 T atau Beasiswa ADIK.

Menurut Sekjend Kemristekdikti, Ainun Na'im, dukungan untuk pengembangan program studi visioner yang mendukung Revolusi Industri 4.0 juga turut dilakukan. Jadi daya saing bidang SDM Indonesia akan terus ditingkatkan seiring dengan kompetisi global yang semakin berat.

Oleh karena itu dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi vokasi, program revitalisasi politeknik dijalankan. Lulusan politeknik harus dibekali kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Pengembangan Mental Kewirausahaan

Selain diharapkan lulusan pendidikan vokasi untuk mengisi berbagai kesempatan kerja di dunia industri dan perkantoran. Mereka juga disiapkan untuk menjadi calon pengusaha setelah lulus. Sehingga ada sebagian lulusan yang tidak mau bekerja pada orang lain, tentu bisa membuka lapangan kerja sendiri bahkan dapat menampung calon tenaga kerja lainnya.

Bahkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir mengatakan, peningkatan riset dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa mulai membuahkan hasil. Potensi tersebut dapat dijadikan sebagai jalan untuk mengkombinasikan dengan kemampuan berwirausaha.

Dengan memulai usaha setelah lulus kuliah dan mengembangkan mental entrepreneur, memungkinkan Indonesia menambah jumlah wirausaha sehingga tidak kalah dengan negara-negara lain di Asean.

Lulusan politeknik atau SMK dapat memilih mendirikan usaha start up. Usaha rintisan saat ini sangat meningkat trennya. Bahkan banyak mahasiswa jurusan teknologi telah mampu membuat berbagai macam aplikasi bisnis yang sangat positif di pasar. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun