Berita jatuhnya Lion Air JT610 dalam dua hari ini membanjiri lini media massa. Baik media konvensional maupun media daring (online). Di media sosial pun tak kalah banyaknya berita, bermacam-macam dan beragam sudut pandang. Begitu pula di media chating seperti WhatSapp, Telegram, dan platform lainnya.
Kontennya juga sangat bervariasi, ada yang sekedar informasi, berita ringan, sampai dramatisasi begitu rupa. Diantara kabar itu juga tidak semua benar dan faktual. Ada yang mengirim ulang berita jatuhnya pesawat Air Asia di Batam dulu, ada yang ngeshare jatuhnya Adam Air sepuluh tahun lalu. Meskipun peristiwa itu benar adanya namun tidak relevan dengan jatuhnya Lion Air JT610 Senin, (29/10).
Masyarakat perlu lebih cerdas dalam menerima dan membagikan berita yang melalui arus alat komunikasi yang dimilikinya. Kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak salah mengkonsumsi berita. Periksalah setiap informasi yang datang, baik sumbernya maupun peristiwa yang disajikan. Pastikan bahwa informasi tersebut bukan hoaks.
Terlepas dari itu memang sepatutnya kita berempati kepada korban dan keluarga mereka. (jadi empati kita bukan kepada perusahaan Lion Air). Meskipun ini dikatakan musibah atau kecelakaan. Yang pasti musibah dan kecelakaan Lion Air sering kali karena kelalaian perusahaan dan pelanggaran prosedur yang sering diabaikan.
Kasus hilangnya lion Air JT610 adalah salah satu bukti nyata betapa pihak maskapai diduga telah mengabaikan prosedur standar keamanan penerbangan.
Sebagaimana analisa sejumlah pengamat penerbangan menduga kuat bahwa pesawat Boeing 737 MAX 8 penerbangan Lion Air JT 610 mengalami masalah teknis --yang dialami usai pesawat itu menyelesaikan penerbangan kedua dari terakhirnya pada Minggu 28 Oktober 2018 tujuan Denpasar-Jakarta, demikian seperti dikutip dari BBC,Selasa (30/10/2018). Artinya pesawat ini sebelumnya mengalami kerusakan.
Tapi baiklah, saya tidak punya kapasitas menjelaskan sesuatu yang tidak memiliki kompetensi dibidang tersebut. Biarlah hal itu menjadi urusannya KNKT yang akan melakukan investigasi. Kita tunggu saja tim ini bekerja. Apapun hasil penyelidikan tim ini maka itulah kebenaran yang bisa dipercayai.
Namun karena sudah sering juga pesawat milik maskapai Lion Air terjadi kecelakaan, maka situasi ini menjadi menarik untuk dikaji. (agar tidak mengulangi cerita, saya tidak ajukan informasi tentang berapa banyak kecelakaan pesawat maskapai ini terjadi).
Apakah kecelakaan yang dialami oleh Lion Air ada hubungannya dengan harga tiket murah? Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputro. F. J at. al menemukan beberapa garis-garis besar yang mewakili kualitas pelayanan maskapai Lion Air diantaranya penanganan bagasi hilang yang tidak jelas, line telepon layanan konsumen yang sering tidak berfungsi, keterlambatan keberangkatan pesawat, dll.
Diantara beberapa buruknya layanan maskapai Lion Air diduga bukan hanya karena persoalan manajemen, misalnya sering terjadi keterlambatan dan penundaan penerbangan. Seperti yang dialami oleh pesawat dengan nomor penerbangan JT610 tersebut sebelum kemudian dinyatakan hilang.
Namun diketahui sebelumnya terjadi keterlambatan dari Denpasar ke Soekarno Hatta hampir 2 jam. Penyebabnya diduga karena pesawat itu mengalami kerusakan di Bandara Ngurah Rai. Seperti dilansir liputan6.com (30/10/2018), pimpinan perusahaan Lion Air membenarkan bahwa burung besi tersebut telah 'mengalami masalah' saat terbang dari Denpasar ke Jakarta.