Bagi saya yang memiliki niat untuk membuat pustaka mini di rumah tentu tidak terpengaruh dengan tren buku digital, meskipun saya juga akan pertimbangkan untuk memasang media internet untuk dapat menikmati buku-buku 'online' di perpustakaan saya.
Untuk saat ini target membeli buku setiap bulan minimal satu buku merupakan strategi yang terus saya jalankan. Setiap pendapatan bulanan saya sisihkan sekurang-kurangnya sepuluh persen sebagai budget beli buku. Bahkan untuk beberapa jenis buku dengan anggaran belanja pribadi sepuluh persen itu dapat membeli lebih dari satu buku.
Selain itu saya juga mengajak anak-anak dan keluarga untuk ikut membeli buku setiap bulannya. Memotivasi mereka agar gemar membaca buku dan menjadikan kegiatan membaca sebagai budaya belajar. Walaupun tidak mudah, namun secara pelan-pelan kesadaran mereka untuk mencintai buku mulai tumbuh.
Semoga cita-cita ini dapat sesegera mungkin terwujud menjadi kenyataan yang sesuai dengan harapan. Kini jumlah buku yang sudah kami koleksi masih sangat terbatas hanya 350-an judul saja.Â
Target ke depan jumlah buku bisa mencapai ribuan, sehingga pustaka mini ini dapat dibuka untuk warga lingkungan sekitar terutama anak-anak. Dengan cara tersebut saya mengharapkan budaya membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan mereka kelak.
Jika kita melihat pada indeks minat membaca dikalangan anak-anak, remaja, dan bahkan dikalangan mahasiswa sendiri sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Anak-anak kita lebih senang bermain game online daripada membaca buku.Â
Kalau pegang smartphone bisa tahan berjam-jam namun ketika membaca buku, satu halaman saja mereka tidak mau. Lantas bagaimana mau meningkatkan wawasan keilmuan dan pengetahuan mereka?
Salam***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H