Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ramai-ramai Ingin Menjadi PNS, Calo Mulai Bergentayangan

5 Oktober 2018   16:13 Diperbarui: 5 Oktober 2018   19:34 3400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun pemerintah selalu saja mengatakan bahwa tidak ada suap menyuap dalam penerimaan CPNS bahkan menghimbau masyarakat agar tidak terpengaruh oleh oknum-oknum tertentu yang mengaku dapat meluluskan seseorang menjadi PNS. Namun himbauan tersebut cenderung tidak begitu saja dipercayai oleh para peserta CPNS.

Lantas bagaimana dengan menggunakan sistim daring dan tes model CAT? Dapatkah menjadi jaminan bahwa CPNS yang lulus benar-benar karena kemampuan dirinya atau tanpa adanya KKN? Untuk menciptakan sistem seleksi CPNS yang bersih dari KKN, maka pemerintah mencoba menerapkan secara daring sehingga tidak ada kontak langsung antara panitia dengan calon peserta.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana selaku Ketua Pelaksana Seleksi Nasional CPNS mengatakan, bahwa sistem pendaftaran dan seleksi CPNS 2018 akan dilakukan secara terintegrasi melalui portal nasional via sscn.bkn.go.id, dan tidak ada pendaftaran melalui portal mandiri oleh instansi. Upaya ini dilakukan untuk merespon keluhan dan kecurigaan masyarakat yang selalu tidak percaya bahwa penerimaan PNS bebas dari KKN.

"Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) akan dilakukan memakai sistem Computer Assisted Test (CAT)". Kata Bima Haria Wibisana.

Calo Mulai Bergentayangan 

Walaupun strategi dan sistem seleksi penerimaan CPNS tahun ini sudah diubah atau berbeda dari sebelumnya. Namun budaya atau kebiasaan mencari "pejabat" yang dapat meluluskan CPNS tetap saja dilakukan oleh sebagian masyarakat.

Calon peserta CPNS tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengikuti seleksi. Sehingga masih berpikir untuk melakukan upaya lain dalam usaha kelulusan. Akibatnya tidak sedikit calon peserta tes CPNS yang menjadi korban oknum pejabat tertentu.

Seperti kasus yang terjadi di Kabupaten Garut Penipuan CPNS sudah sering terjadi. Kasus terbaru bahkan melibatkan oknum PNS di Dinas Ketahanan Pangan. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 10 guru honorer sudah menyetorkan uang sebesar Rp 173,5 juta untuk menjadi CPNS. (TRIBUNBATAM.id, 10/9/2018).

Bukan hanya di Garut, di kabupaten Pidie Aceh pun telah banyak makan korban. Calo mulai bergentayangan mencari keuntungan besar tanpa susah-susah bekerja. Terdapat sebanyak 19 orang yang telah dijanjikan kelulusan sebagai PNS namun sampai detik ini SK mereka tidak pernah keluar, akhirnya mereka baru menyadari bahwa telah tertipu oleh calo.

"Kurang lebih lebih 19 orang, itu yang Anita tahu, ini kabupaten Pidie Jaya, kalau Nita dari Sigli (Pidie)," kata Anita. (serambinews.com, 24/9/2018) Salah seorang korban calo CPNS. Mungkin itu yang terungkap, bisa jadi masih banyak korban lainnya yang tidak mengatakan kepada publik.

Oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat yang ingin menjadi PNS hendaknya jangan mudah tergiur dengan janji siapapun. Walaupun keluarga sendiri, atau kerabat dekat. Apalagi orang lain yang tidak dikenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun